Kebijakan Tiga Anak Diperkenalkan di Tiongkok Untuk Mengurangi Masalah Populasi yang Menua

Awal bulan Mei, sensus yang dilakukan sekali dalam satu dekade di Tiongkok menunjukkan selama dekade terakhir, populasi berada di tingkat paling lambat sejak tahun 1950-an.
Datanya menunjukkan tingkat kesuburan 1,3 anak per perempuan untuk tahun 2020 saja, setara dengan masyarakat yang menua seperti di Jepang dan Italia.
Pertemuan komite Partai Komunis juga mengumumkan Tiongkok akan menunda secara bertahap usia pensiun, tetapi tidak memberikan rincian.
Pada akhir tahun 2020, Tiongkok sempat memberlakukan denda sebesar 130.000 yuan [lebih dari Rp290 juta] diberlakukan kepada orang-orang yang mempunyai anak ketiga.
"Saya senang sekali," kata Su Meizhen, seorang manajer sumber daya manusia di Beijing yang saat ini hamil anak ketiganya.
"Kami tidak harus membayar denda, dan kami akan bisa mendapatkan hukou," katanya.
'Hukou' adalah pada izin tinggal di kawasan perkotaan yang memungkinkan keluarga untuk menerima sejumlah manfaat, seperti mengirim anak-anaknya ke sekolah umum setempat.
Artikel ini diproduksi oleh Mariah Papadopoulos dari laporannya dalam bahasa Inggris
Perubahan ini disetujui dalam pertemuan komite Partai Komunis yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping, menurut kantor berita resmi Xinhua.
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Kaya Susah
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi