Kebijakan Trump Berpotensi Menambah Sentimen Anti-Islam
jpnn.com - jpnn.com - Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melarang imigran dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim masuk ke Negeri Paman Sam itu. Trump berdalih ingin melindungi AS dari 'ancaman teroris Islam radikal'.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta menyesalkan kebijakan presiden ke-45 AS itu. Namun, yang disorotinya bukanlah kebijakan Trump membatasi pengungsi sendiri. Sebab, setiap negara tentu punya hak untuk itu.
"Yang saya sayangkan alasan yang digunakan dengan menyebut ancaman ‘teroris Islam radikal’. Kalimat ini terkesan memojokkan ummat Islam dengan dilabeli kata 'teroris'. Ini jelas melukai perasaan umat Islam terutama di tujuh negara yang dibatasi," kata Sukamta di kompleks Parlemen Jakarta, Selasa (31/1).
Di sisi lain, kata politikus asal Yogyakarta, ungkapan tersebut juga dapat meningkatkan sentimen anti Islam di dalam negeri AS, karena yang mengucapkan adalah Presiden, simbol negara.
Meningkatnya kejadian kekerasan yang menimpa umat Islam di AS dalam satu tahun terakhir, katanya, harusnya dijadikan bahan evaluasi oleh pemerintahan Trump. Terutama yang dirilis Council on American-Islamic Relations (CAIR) selama masa kampanye Presiden AS.
Lembaga tersebut menyebutkan mulai terjadi serangan terhadap perempuan yang memakai hijab di tempat umum serta banyak grafiti rasis yang digambarkan untuk umat Muslim beredar, bahkan intimidasi terhadap anak-anak imigran juga terjadi.
Pernyataan yang bernada menyudutkan umat Islam, dikhawatirkan Sukamta semakin memicu kelompok-kelompok anti Islam di AS dalam melakukan intimidasi.
“Yang menyesalkan kebijakan ini tidak hanya dari kalangan Islam, banyak pemimpin dunia dari berbagai negara juga menyesalkan pernyataan dan kebijakan rasis Trump soal imigran, saya berharap pemerintah Trump peka soal ini,” jelas Sukamta.
Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melarang imigran dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim masuk ke Negeri Paman
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Golkar DKI Siapkan Saksi TPS Mengawal Suara Ridwan Kamil-Suswono
- Anies Condong Kepada Pram-Doel, Militansi Kader PKS Untuk RIDO Dipertanyakan
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Pemerintahan Sederhana
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan