Kebocoran Data 279 Juta Penduduk Indonesia Bukan Main-main, Ketua MPR: Investigasi Sampai Tuntas

Kebocoran Data 279 Juta Penduduk Indonesia Bukan Main-main, Ketua MPR: Investigasi Sampai Tuntas
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Foto: MPR RI.

Ketua ke-20 DPR RI ini menjelaskan, selain ada kepentingan ekonomi yang tidak proper, kebocoran data tersebut juga menyangkut keamanan privacy warga negara Indonesia, sekaligus menunjukan perangkat hukum cyber security tidak kuat.

"Selain kejadian tersebut, tren kejahatan siber juga makin meningkat," kata dia.

Bamsoet menjelaskan berdasarkan laporan kepolisian hingga November 2020 terjadi setidaknya 4.250 laporan kejahatan siber.

Pada 2019, jumlahnya bahkan mencapai 4.586 laporan, dan di 2018 sekitar 4.360 laporan.

Ketua umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menerangkan selain kebocoran data, kejahatan siber juga memiliki ragam jenis.

Antara lain penipuan daring, penyebaran konten provokatif, pornografi, akses perjudian, pemerasan, peretasan sistem elektronik perbankan, intersepsi ilegal, hingga pengubahan tampilan situs dan gangguan sistem manipulasi data.

Tidak hanya itu, Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional Badan Siber Sandi Negara juga mencatat, sepanjang Januari-November 2020 setidaknya ada 423 juta serangan siber ke Indonesia.

"Meningkat tajam dari tahun 2019 yang berjumlah 290,3 juta, dan tahun 2018 sebanyak 232,4 juta jiwa," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)

Ketua MPR Bambang Soesatyo menegaskan dugaan kebocorang data 279 penduduk Indonesia bukan persoalan main-main dan kecil, melainkan masalah yang serius. Oleh karena itu, Bamsoet meminta pemerintah bersama Polri menginvestigasi sampai tuntas.


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News