Kebun Sekolah di Laboya Barat Tingkatkan Kreativitas dan Ketahanan Pangan
Menurutnya, sebagian dana tersebut disisihkan untuk kas sekolah sebagai tabungan keberlanjutan.
Demi merawat kebun, siswa dan guru bergiliran menyiram tanaman setiap pagi, siang, hingga sore.
"Dengan bergiliran menyiram tanaman, mereka merasa memiliki kebun ini dan bertanggung jawab," tambahnya.
Soalihin, guru sekaligus koordinator kebun sekolah, menegaskan bahwa program tersebut harus berlanjut meskipun pendampingan SurfAid berakhir pada 2025.
“Bercocok tanam ini harus berlanjut karena bisa memberikan peluang usaha ke depannya ketika siswa selesai sekolah,” tanggapannya.
Keberhasilan SMP Negeri 1 Laboya Barat ternyata perlahan menginspirasi sekolah lain, salah satunya SD Negeri Lamboya Barat.
Kepala SD Negeri Lamboya Barat, Sauce Mauding, mengaku terinspirasi setelah menyaksikan panen perdana semangka di SMP tersebut.
“Saya takjub melihat panen semangka di SMP Negeri 1 Laboya Barat, saya berkeinginan di SD saya juga ada program tersebut,” komentar Sauce.
Program kebun sekolah yang direplikasi dari inisiatif Nusatani SurfAid perlahan mengubah wajah pendidikan dan ketahanan pangan di Kecamatan Laboya Barat.
- Muzani Beber Tekad Presiden Prabowo Hapus Kemiskinan, Ada Kata Sungguh-Sungguh
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025
- Paus 15 Meter yang Terdampar di Ngada NTT Digiring ke Laut Lepas
- Menko Pangan: Stok Beras Nasional 8 Juta Ton
- Prabowo Berencana Setop Impor Beras di 2025
- Siap-Siap, Tahun Depan Impor Garam, Gula, hingga Beras Disetop