Kecam Kebijakan Uni Eropa, Wamenlu: Minyak Nabati Lain Lebih Merusak dari Sawit
Kamis, 12 Maret 2020 – 08:47 WIB
Sebaliknya, Indonesia menilai kebijakan energi terbarukan EU yang hanya berdasarkan satu atau dua target, tidak tepat karena tidak menggunakan parameter yang menyeluruh, objektif, komprehensif, dan diakui internasional.
“Indonesia hanya akan menerima perlakuan adil atas isu ini, karena pengembangan minyak nabati sesungguhnya harus memenuhi seluruh parameter SDGs. Selain dari itu tidak dapat diterima karena diskriminatif,” kata Mahendra. (ant/dil/jpnn)
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menegaskan Indonesia tidak bisa menerima kebijakan energi Uni Eropa (EU) yang menuding biofuel dari minyak kelapa sawit sebagai penyebab deforestasi
Redaktur & Reporter : Adil
BERITA TERKAIT
- Apkasindo dan TSIT Jalin Kerja Sama Menyiapkan Petani Sawit Indonesia Hadapi EUDR
- Anis Matta Dipanggil Prabowo, Ditunjuk Jadi Wamenlu
- Emmanuel Macron Sebut Uni Eropa Perlu Mempertimbangkan Kembali Hubungan dengan Rusia
- Uni Eropa & ChildFund International Ajak Masyarakat Bersatu Dalam Keragaman
- Setelah Menghukum Warga Israel, Uni Eropa Hajar Iran dengan Perpanjangan Sanksi
- Uni Eropa Jatuhkan Sanksi kepada Warga Sipil Israel Pelanggar HAM