Kecam Kekerasan di Myanmar, PM Malaysia: ASEAN Tidak Boleh Sembunyi di Balik Prinsip Nonintervensi

Kecam Kekerasan di Myanmar, PM Malaysia: ASEAN Tidak Boleh Sembunyi di Balik Prinsip Nonintervensi
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin. Foto: Antara

Kemudian, Muhyiddin menyatakan jika situasi di Myanmar membaik, ini akan membuka pintu bagi ASEAN untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terkena dampak parah dari situasi saat ini.

“Tidak ada satu pun proposal yang dibuat tanpa peran Tatmadaw sebagai bagian dari solusi. Kami menyadari bahwa keberhasilan upaya ASEAN di Myanmar sangat bergantung pada kemauan Tatmadaw untuk bekerja sama,” kata PM Muhyiddin, merujuk pada sebutan untuk militer Myanmar.

ASEAN Leaders’ Meeting merupakan upaya internasional terkoordinasi pertama untuk secara khusus membahas penyelesaian isu Myanmar, yang dilanda konflik dan kekerasan pasca penggulingan pemerintah terpilih pimpinan Aung San Suu Kyi oleh militer.

Sedikitnya 745 dilaporkan tewas sejak gerakan pembangkangan sipil massal muncul untuk menantang kudeta sejak 1 Februari 2021.

Para pemimpin Indonesia, Vietnam, Singapura, Malaysia, Kamboja, dan Brunei Darussalam hadir dalam pertemuan tersebut, bersama dengan para menteri luar negeri Laos, Thailand, dan Filipina.

Dengan hadirnya peserta secara fisik meskipun di tengah situasi pandemi, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan pada Jumat (23/4) bahwa pertemuan tersebut mencerminkan "keprihatinan yang mendalam tentang situasi di Myanmar dan tekad ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari situasi yang sulit ini". (ant/dil/jpnn)

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menyerukan dihentikannya pembunuhan dan kekerasan terhadap warga sipil Myanmar


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News