Kecemasan Arab Saudi Melihat Kemesraan Iran dengan Negara-Negara Barat
jpnn.com - Deal nuklir Iran yang diiringi pencabutan sanksi membuat Arab Saudi dan negara-negara lain di Timur Tengah waswas. Sebab, kekuatan dan pengaruh Iran di wilayah Timur Tengah akan menguat. Terlebih, bukan rahasia lagi bahwa selama ini Iran dan Arab Saudi kerap bermusuhan. Hubungan kedua negara meruncing saat Arab Saudi menggempur militan Syiah Houthi yang didukung Iran di Yaman.
-----
KETIDAKSUKAAN Arab Saudi terhadap kesepakatan nuklir Iran ini terlihat sangat jelas. Mereka takut Amerika Serikat (AS) yang selama ini menjadi sekutu mereka akan berpaling ke Iran. Sebab, sama dengan Arab Saudi, Iran merupakan penghasil minyak yang cukup besar. Dengan kata lain, daya tawar Iran untuk menjadi sekutu AS nanti sama besar dengan Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi kian gusar setelah mantan kepala intelijen mereka, Pangeran Turki al-Faisal, awal bulan ini memperingatkan bahwa hubungan Iran dan AS telah mendekati kesempurnaan.
Mantan Duta Besar Inggris di Riyadh Sir William Patey pun mengungkapkan, para petinggi di Saudi takut bahwa dengan adanya kesepakatan nuklir Iran ini, negara-negara teluk akan kembali ke era sebelum Revolusi Iran pada 1979. Saat itu AS lebih memilih bersekutu dengan Iran.
"Terkait dengan isu nuklir ini, Arab Saudi mengalami dilema. Mereka tidak ingin Iran menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan nuklir. Namun, di sisi lain mereka tidak ingin terpaksa membuat keputusan sulit (terkait dengan hubungan dengan AS dan Iran, Red)," ujarnya.
Selama bertahun-tahun, membatasi ambisi nuklir Iran merupakan agenda utama bagi negara-negara Sunni di Timur Tengah. Sebab, selain masalah nuklir, mereka lebih mengkhawatirkan meluasnya pengaruh Syiah karena eskpansi kekuatan Iran.
Negara-negara Sunni di Jazirah Arab takut Iran akan menjadi negara besar dan mengancam keamanan. Selama ini, perbedaan sektarian antara Sunni dan Syiah di Timur Tengah memang kuat. UEA dan Arab Saudi adalah negara dengan mayoritas Sunni, sedangkan mayoritas penduduk Iran Syiah. Saat ini empat negara di Timur Tengah mengalami perang sektarian. Yaitu, Iraq, Syria, Lebanon, dan Yaman.
Tidak seperti Israel yang mengungkapkan ketidaksukaannya secara blak-blakan, Arab Saudi memilih cara yang lebih halus. Duta Besar Arab Saudi untuk AS Adel Jubeir memilih tidak mengeluarkan kritikan apa pun sebelum kesepakatan benar-benar final. Jika dibandingkan jalan konfrontasi dengan sekutunya, AS, pemerintah Saudi memilih untuk lebih menguatkan persatuan di negara-negara teluk.
Deal nuklir Iran yang diiringi pencabutan sanksi membuat Arab Saudi dan negara-negara lain di Timur Tengah waswas. Sebab, kekuatan dan pengaruh Iran
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408