Kecepatan Kereta Cepat yang Amat Cepat
Sabtu, 23 Juli 2011 – 08:12 WIB
Sebaliknya, saya juga pernah naik kereta malam tradisional di Tiongkok. Yang kecepatannya masih 120 km/jam. Yang di setiap kabinnya terdapat empat tempat tidur. Yakni, tempat tidur susun dua seperti kereta Bima jurusan Surabaya-Jakarta. Dulu jurusan Beijing-Shanghai dilayani kereta jenis ini. Jarak tempuhnya 9 jam. Harga karcisnya Rp 600.000/orang. Banyak penumpang memilih berangkat petang atau agak malam agar tiba di tujuan pagi hari dalam keadaan segar karena bisa tidur sepanjang perjalanan.
Baca Juga:
Meski kini sudah ada kereta cepat yang baru, kereta jenis lama itu tidak dihapus. Hanya tinggal dua kali sehari. Sedangkan jadwal kereta cepatnya 42 kali sehari. Dengan kecepatan 300 km/jam, jarak Beijing-Shanghai ditempuh 4,50 menit.
Harga karcis kereta ini cukup mahal: Rp 850.000/orang untuk kelas ekonomi dan Rp 1,2 juta untuk kelas eksekutif. Dengan harga segitu, tentu inilah tiket kereta yang lebih mahal daripada pesawat terbang. Tiket pesawat Beijing-Shanghai bisa diperoleh dengan harga Rp 800.000 untuk kelas ekonomi. Apalagi pada hari-hari pertama beroperasinya kereta cepat ini. Ada penerbangan yang mendiskon tiket pesawat hingga 50 persen. Sebagian karena ketakutan yang tidak berdasar, sebagian lagi memang ngeri kehilangan penumpang.
Setelah kereta cepat ini dua minggu beroperasi, barulah perusahaan penerbangan merasa sedikit lega. Yakni, setelah kereta cepat ini mengalami gangguan. Sistem listriknya down sebanyak empat kali. Bukan disebabkan pemadaman bergilir, tapi karena terjadi gangguan sistem. Penumpang kecewa karena kereta terlambat sampai dua jam. Ternyata memang ada yang kurang sempurna pada sistem listrik kereta ini. Terutama untuk mengahadapi cuaca ekstrem: badai atau petir. Banyak penumpang yang kembali memilih pesawat. Perang diskon pun tidak terjadi lagi. Tarif pesawat kembali normal.