Kecepatan Kereta Cepat yang Amat Cepat
Sabtu, 23 Juli 2011 – 08:12 WIB
Itu ada pengecualian. Kecepatan 300 km/jam masih ekonomis manakala ditemukan sistem penghemat listrik. Sebenarnya beban listrik yang sangat besar terjadi saat kereta mulai berangkat. Tarikan pertama di setiap stasiun itulah yang memakan banyak listrik. Untuk menghindari hal itu, Tiongkok sedang menyiapkan sistem baru: jangan ada kereta yang berhenti di stasiun. Cukup mengurangi kecepatannya sambil "menyaut" gerbong baru yang sudah disiapkan berikut penumpangnya di stasiun itu.
Kalau sistem itu nanti berhasil, penumpang di suatu stasiun sudah harus naik gerbong sebelum kereta tiba di situ. Gerbong tersebut letaknya di atas dan harus siap digendong kereta yang segera menyautnya di stasiun itu. Dengan demikian, keharusan berhenti di stasiun bisa dihindari dan konsumsi listrik bisa lebih kecil.
Kini juara I, juara II, dan juara III kereta tercepat di dunia ada di Tiongkok. Ini kian meneguhkan posisi negara itu sebagai calon superpower baru. Kian bulat pendapat ahli yang mengatakan bahwa Tiongkok akan berhasil melampaui Amerika Serikat tahun 2016. Tidak lama lagi. Pada tahun itu, size ekonomi Tiongkok naik USD 8 triliun, dari USD 11 triliun saat ini menjadi USD 19 triliun pada tahun 2016. Sedangkan zise ekonomi Amerika Serikat hanya naik USD 3 triliun, dari USD 15 trilun saat ini menjadi USD 18 triliun pada tahun 2016. Semoga saya masih bisa menyaksikannya! (*)
TENTU saya mencoba ini: naik kereta cepat jurusan Beijing -Shanghai yang masih kinyis-kinyis. Saya memang sudah mengaguminya sejak kereta ini direncanakan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi