Kecerdasan Buatan Mendefinisikan Perempuan yang Cantik, tetapi Malah Memicu Masalah
Sebagai salah satu pendiri lembaga Echo Impact Group, perempuan berusia 25 tahun tersebut mengaku seringkali disangka sebagai orang India, Pakistan, Arab, atau warga Pribumi Australia.
Padahal ia adalah orang Sri Lanka, dengan latar belakang Sinhala, Tamil, dan Melayu.
"Mengasumsikan etnis seseorang dan kemudian mengasosiasikannya tanpa bertanya adalah hal yang sering bikin aku kesal," ujarnya.
Ia mengatakan "stereotip kecantikan" yang terlihat dalam gambar AI inilah yang menyebabkan orang-orang berpikir kalau hanya ada satu tampilan untuk tiap-tiap etnis, seolah mengabaikan keberagamannya.
"Ketika orang-orang melihat gambar-gambar perempuan yang dibuat oleh AI ini, mereka mungkin mengasosiasikan fitur-fitur tersebut dengan seperti apa wajah seorang perempuan India, Pakistan, atau dalam kasus saya, perempuan Sri Lanka," ujarnya.
Pada sebenarnya setiap etnis pun punya keberagaman dalam bentuk wajah, bentuk mata, bentuk hidung, rambut, warna kulit, dan sebagainya.
'Tak melihat diri saya'
Semua yang digambarkan dari hasil AI lebih cocok sebagai gambaran minoritas, kata Kriti Gupta.
Kriti, seorang warga Australia keturunan India berusia 27 tahun, yang bekerja di bidang strategi dan konsultasi media sosial, mengatakan ia tidak melihat dirinya sendiri dalam gambar mana pun.
Kecerdasan Buatan atau AI membuat gambar dari para perempuan yang dianggap cantik dari berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?
- Pengguna AI dan Crypto Makin Meluas, Edukasi Jadi Fokus Utama PINTU
- Jenazah WHV Asal Indonesia Belum Dipulangkan, Penyebab Kecelakaan Masih Diselidiki
- Dunia Hari Ini: Ratusan Warga Sudan Meninggal Akibat Serangan Paramiliter
- Tantangan Pendidikan Tinggi di Era AI, Universitas Pancasila Siapkan Lulusan Unggul
- Prabowo Targetkan Indonesia Swasembada Pangan, Bagaimana Reaksi Australia?