Kecewa Sama CLS, Dimaz Muharri Bikin Surat Terbuka
Dalam surat terbuka yang dibuatnya, Dimaz Muharri mengaku sangat kecewa dengan manajemen CLS Knight Surabaya.
Hingga saat ini, kubu CLS Knight Surabaya belum memberikan keterangan terkait masalah dengan Dimaz Muharri. (mcr16/jpnn)
Surat Terbuka Dimaz Muharri
Saya ingin tanya ke teman-teman, kalau ada pilihan karier dan keluarga, teman-teman pilih memprioritaskan mana? Saya, Dimaz Muharri, akan lantang menjawab: Keluarga. Inilah alasan saya dulu di 2015 mengundurkan diri sebagai pemain basket profesional Indonesia. Dengan sangat berat hati.
Bagaimana tidak berat hati. Olahraga yang saya cintai, yang mengizinkan saya tampil sebagai All-Star liga profesional hampir setiap tahun, yang sudah membuat saya mengenal dan dikenal banyak orang, harus saya tinggalkan. Sampai surat ini saya tulis, saya tidak pernah mengutarakan penyebab sesungguhnya ke publik. Tapi, saya rasa ini waktunya untuk bercerita.
Sebelum saya mengundurkan diri, istri tercinta saya Muma (Selvia Wetty) dua kali keguguran. CLS tahu betul situasi sulit keluarga kami ini. Dan dalam masa-masa dua kali kehamilannya itu, sering saya harus meninggalkan dia untuk bertanding basket di luar kota. Setelah pengalaman dua kali keguguran yang sangat memukul kami, saya merasa itulah saatnya saya harus fokus pada kesehatan Muma dan memikirkan keluarga kami. Karena itulah saya mengundurkan diri.
Awalnya CLS tampak merestui keputusan saya. Namun selang beberapa hari sejak saya mengutarakan pengunduran diri, saya diminta untuk membayar uang senilai ratusan juta Rupiah. Yang di dalamnya termasuk pengembalian gaji yang sudah saya terima (dimana ini adalah hak atas kewajiban yang sudah saya jalankan) dan juga uang kontrak tahun pertama. Saya tidak mau pusing, fokus saya adalah keluarga. Uang tersebut, walau jumlahnya tidak sedikit, saya bayar. Kontrak saya yang berlangsung di 2015-2017 pun seharusnya artinya tidak dilanjutkan karena semua nilai yang sudah diberikan kepada saya sudah dikembalikan. Pembayaran saya lakukan tepat sesuai tenggat waktu. Karena kalau tidak, CLS menyebut, setiap bulannya nilai uang itu akan berbunga 5 persen.
Namun ini tidak cukup. Setelah saya bayar semua, mereka juga minta saya tandatangani surat yang katanya bertujuan supaya saya tidak bermain di klub profesional lain. Kata pihak yang memberikan surat itu, kalau saya bergabung dengan klub profesional lain sampai 2017 (sesuai masa kontrak terakhir kami), maka saya harus membayar sebesar Rp 393.600.000. Surat ini juga saya tanda tangani karena saya memang tidak berniat main basket profesional dalam waktu dekat. Surat tersebut diberi nama sebagai Surat Pengakuan Utang. Namun, tidak ada sepeser pun uang yang mengalir ke saya dari jumlah yang disebutkan itu.
Mantan garda CLS Knight Surabaya Dimaz Muharri menulis surat terbuka. Apa isinya?
- Lengkapi Kuota Pemain Naturalisasi, Prawira Bandung Kontrak Jamarr Andre Johnson
- Rekrut Arki Dikania Wisnu, Dewa United Ubah Peta Persaingan Juara IBL 2025
- Kirim Pesan Perpisahan untuk Satria Muda, Arki Wisnu Selangkah Lagi Gabung Dewa United
- IBL dan Perbasi Kerja Sama Cari Wasit Terbaik di Tanah Air
- Dijauhi Dewi Fortuna, Satria Muda Era Youbel Sondakh Kembali Keok dari Pelita Jaya
- IBL All Indonesian 2024: Ajang Pembuktian Pelita Jaya, Bungkam Suara Sumbang