Kecil Peluang UNESCO Masukan Great Barrier Reef dalam Daftar Bahaya

Peneliti utama mengenai situs Great Barrier Reef di Queensland memperkirakan kawasan warisan dunia itu tidak akan dinyatakan 'terancam' keberadaannya oleh UNESCO, meski demikian hamparan terumbu karang laut terluas di dunia itu memang menghadapi ancaman serius.
Rekomendasi yang akan disampaikan pekan ini akan memberikan bahan bagi Komite Situs Warisan Dunia untuk mempertimbangkan apakah situs Great Barrier Reef layak untuk dimasukan dalam daftar situs warisan dunia itu dalam kondisi yang membahayakan atau tidak.
Professor Terry Hughes dari Universitas James Cook di Queensland Utara mengatakan tidak diragukan lagi kalau situs terumbu karang laut terluas didunia itu memang tengah menghadapi ancaman serius.
Namun menurutnya Pemerintah Federal dan Pemerintah Persemakmuran telah melakukan upaya untuk mengatasi kondisi di kawasan itu.
"Pemerintah telah melakukan kemajuan terkait pengelolaan yang lebih baik di kawasan itu dan saya kira keputusan UNESCO akan semakin mendorong perbaikan tersebut," katanya.
"Saya kira semua orang berkepentingan untuuk mendorong agar Great Barrier Reef masuk dalam daftar situs warisan dunia yang berada dalam bahaya,"
Ancaman yang dimaksud itu antara lain pembangunan kawasan pesisir, limbang pertanian dan perubahan iklim telah menjadikan 50 persen dari luas tutupan terumbu karang di situs itu telah hilang dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.
Terjadi juga penurunan jumlah dugong dan burung laut serta kualitas air di kawasan tersebut.
Peneliti utama mengenai situs Great Barrier Reef di Queensland memperkirakan kawasan warisan dunia itu tidak akan dinyatakan 'terancam' keberadaannya
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia