Kecil Peluang UNESCO Masukan Great Barrier Reef dalam Daftar Bahaya

Professor Ove Hoegh-Guldberg dari Universitas Queensland telah mempelajari penurunan bertahap dari hamparan terumbu karang laut itu dengan menggunakan data-data lama mengenai kawasan Great Barrier Reef sejak tahun 1928 lalu.
Peneliti awal telah melakukan penelitian hingga ke Low Isles di ujung utara Queensland dan menggambar tutupan karang laut di kawasan itu.
Professor Hoegh-Guldberg mengatakan gambar modern dari kawasan itu menunjukan ada perubahan dramatis pada ekosistem di Great Barrier Reef.
"Apa yang kami lihat di kawasan Low Isles adalah adanya perubahan penggunaan tanah, ekspansi katak gula dan selebihnya yang telah mendorong penggunaan pupuk dan larutan pupuk yang mengalir ke kawasan karang laut itu,"
"Dan tentu saja itu berdampak - mematikan terumbu karang yang tumbuh di Great Barrier Reef," tegasnya.
Professor Hoegh-Guldberg mengatakan perubahan yang terlihat di Low Isles juga ditemukan di seluruh kawasan Great Barrier Reef.
Namun menurutnya kondisi ini tidak cukup untuk menjamin hamparan terumbu karang laut sepanjang 2.600 km di Laut Koral, di timur laut Australia ini layak masuk dalam daftar situs warisan dunia yang dalam kondisi bahaya UNESCO.
"Memang tidak diragukan lagi Great Barrier Reef is memang terancam tapi saya kira tahapnya belum sampai pada membahayakan,"
Peneliti utama mengenai situs Great Barrier Reef di Queensland memperkirakan kawasan warisan dunia itu tidak akan dinyatakan 'terancam' keberadaannya
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia