Kedubes Australia Habiskan Rp 7,5 Miliar Sewa Hotel di Lahan Junta Myanmar

Seruan baru pembebasan Sean Turnell
Australia tidak memberlakukan sanksi baru terhadap para jenderal militer Myanmar sejak terjadinya kudeta.
"Setelah 18 bulan kudeta militer, ekonomi negara benar-benar runtuh. Lebih dari satu juta orang mengungsi karena kekejaman junta militer," kata Dr Tun.
Bulan lalu, Menlu Penny Wong telah mengisyaratkan kemungkinan sanksi terhadap junta.
Chris Sidoti menyambut baik hal itu karena sejauh ini Australia hanya menangguhkan program kerja sama militer yang tidak signifikan.
Dia mengatakan sanksi perlu dimulai dengan jenderal paling senior Tatmadaw - mereka yang paling bertanggung jawab atas kudeta - dan diperluas ke pejabat-pejabat militer lainnya.
Menurut Sidoti, ekonom Australia yang ditahan Profesor Sean Turnell, penasihat Aung San Suu Kyi, tidak boleh dilupakan.
"Setelah 18 bulan, tidak ada kemajuan dalam kasus Sean Turnell. Kita melihat orang asing lainnya telah dibebaskan, termasuk seorang warga AS padahal AS menjatuhkan sanksi yang sangat berat," kata Sidoti.
"Saya melihat para jenderal Burma itu tidak tertarik untuk bekerja sama, bahwa mereka hanya menanggapi tekanan (dunia internasional)," katanya.
Terungkap, Kedubes Australia menghabiskan 750 ribu dolar (sekitar R p7,5 miliar) untuk sewa hotel yang dibangun di atas lahan milik junta militer Myanmar
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- 19 Juta Jiwa Jadi Korban Gempa, Junta Myanmar Masih Sibuk Urusan Perang Saudara
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya