Kegagalan Timnas U-20 Indonesia dan Perlunya Perbaikan Kompetisi Usia Muda

Kegagalan Timnas U-20 Indonesia dan Perlunya Perbaikan Kompetisi Usia Muda
Skuad Timnas U-20 Indonesia. Foto: diambil dari the-afc

jpnn.com, JAKARTA - Eks Asisten Pelatih Shin Tae Yong, Yoo Jae Hoon, memberikan catatan soal pembinaan usia muda di Indonesia pasca kegagalan Timnas U-20 Indonesia di Piala Asia U-20 2025. 

Dia melihat, ada perbedaan besar dengan yang dilakukan oleh Korea dalam membangun sistem pembinaan pemain.

“Jujur ketinggalan dibandingkan dengan Korea. Sistem youth harus membangun dan konsisten biar mereka banyak dapat jam bermain,” katanya.

Pemain muda menurut Yoo perlu mendapatkan jam terbang yang cukup, terbiasa dalam menjalani kompetisi dan tidak hanya berlatih saat ada turnamen.

“Mereka (pemain muda Korea) sepanjang tahun mereke latihan dan ikut turnamen, seperti pemain di liga. Bukan hanya beberapa bulan,” bebernya.

Menurut mantan pemain yang pernah merumput di kompetisi Indonesia itu, turnamen usia muda di Korea tidak seperti di Indonesia yang berjalan hanya tiga atau empat bulan.

“Tetapi satu tahun, seperti liga professional. Jadi mereka latihan dengan konsisten sepanjang tahun,” tuturnya.

Melihat kompetisi usia muda di Korea yang tertera di situs resmi KFA (PSSI-nya Korea, red), terlihat mereka telah memiliki kompetisi sampai 7 lapis ke bawah. Selain itu, mereka juga punya kompetisi regional yang ditata betul oleh KFA.

Eks Asisten Pelatih Shin Tae Yong, Yoo Jae Hoon, bicara soal kompetisi usia muda yang perlu diperbaiki di Indonesia, bisa mencontoh Korea

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News