Kegigihan Pulau Kecil di Solomon Menolak Investasi Tiongkok
Dia tetap mendukung dan mengakui kedaulatan Taiwan.
Dan masih ada alasan lain lagi.
Daniel mengatakan infrastruktur yang dibangun oleh perusahaan Cina "tidak pernah bertahan lama". Mereka menggunakan "barang murah". Dia terus terang mengaku lebih suka perusahaan Jepang, Australia, atau Selandia Baru.
Pada 2019, analisis Lowy Institute menemukan "bukti bahwa jika dibiarkan, perusahaan negara Tiongkok akan mengambil jalan pintas dan menaikkan harga. Jika dikelola dengan benar, mereka dapat memberikan infrastruktur berkualitas baik."
Lebih lanjut, sebagai "Provinsi Kristen" Daniel terang-terangan mengatakan "ateisme" orang Tiongkok berarti mereka tidak bisa "berjalan bersama".
Begitu orang Tiongkok masuk ke suatu tempat, katanya, negara-negara Pasifik tidak memiliki "kekuatan" atau "perlindungan" untuk "menjaga diri sendiri". Kemudian orang Tiongkok akan "mengubah sistem" di tempat tersebut.
Tapi mungkin alasan yang lebih kuat, Daniel mengaku hanya membela kebanggaan rakyatnya - rakyat Malaita.
"Kami menjalankan sebuah demokrasi di Malaita, kami percaya pada prinsip demokrasi," ujarnya.
Ketika Pemerintah Kepulauan Solomon beralih ke Tiongkok, keretakan pada fondasi negara itu seketika terbuka lebar
- Wanita Global
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan