Kehidupan Kematian COVID-19
Profesor Jenkins dari Institut George untuk Kesehatan Global berpendapat, kita perlu menerima bahwa orang akan meninggal karena COVID.
"Kita memiliki tingkat kematian yang rendah selama dua tahun terakhir sebagai hasil dari perlindungan yang sangat efektif terhadap penularan COVID," katanya.
"Jadi sekarang kita harus terbiasa bahwa orang memang akan mati. Kita harus menerima keniscayaan itu," ujarnya.
Namun Profesor Nancy Baxter, Dekan Fakultas Kependudukan dan Kesehatan Global di University of Melbourne, tidak sependapat.
"Karena sepertinya kita memutuskan tidak akan peduli lagi. Seorang dokter, saya melihat hal itu mengganggu," katanya.
Profesor Crabb setuju. "Itu hanya alasan untuk menerima jumlah kematian sangat besar yang sekarang kita alami," ujarnya.
Sejauh ini, selama 12 bulan terakhir, COVID telah menewaskan sekitar 80 persen lebih banyak orang daripada diabetes, atau empat kali lipat dari kematian akibat kecelakaan lalu-lintas.
Bila COVID akan membunuh 10 ribu warga Australia tahun ini sebagaimana perkiraan dari Profesor Crabb, apakah jumlah itu terlalu besar?
Hari ini, ribuan orang Australia yang terinfeksi telah meninggal dunia. Saat kita belajar hidup dengan virus ini, pertanyaan utama
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia