Kehilangan Payudara, Marliah Masih Punya Busa

Kehilangan Payudara, Marliah Masih Punya Busa
Marliah Sukran, Sri Suriani, dan Lim Sjak Fa diundang menghadiri acara International Forum on Cancer Treatment di Guangzhou, Tiongkok, 25-26 Mei lalu. FOTO: MAYA APRILIANI/JAWA POS
Sepulang dari ibadah haji bareng suami, Marliah mencari referensi rumah sakit untuk operasi. Pilihan jatuh ke Fuda Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok. Rumah sakit itu memiliki metode cryo atau teknik pembekuan sel kanker. Marliah pun menjalani operasi di sana.

Bersama sang suami, Marliah melakoni perawatan pascaoperasi selama tiga bulan di Fuda. Dia pindah kamar perawatan empat kali. Mulai ruang VIP sampai kelas II. Kelas kamar diturunkan tidak hanya karena kondisi Marliah yang makin sehat, tapi juga menyesuaikan kemampuan finansial.

"Saya sempat kehabisan uang. Saya telepon bos minta dikirimin uang. Kebetulan bos saya baik sekali," tutur Musianto, suami Marliah. Selama tiga bulan perawatan sang istri, Musianto mengaku menghabiskan dana lebih dari Rp 200 juta.

Marliah harus menjalani kemoterapi tujuh kali. Treatment itu membuat rambutnya rontok. Kali pertama kemoterapi jadwalnya sebulan sekali, kemudian menjadi dua bulan sekali, hingga enam bulan sekali. Terakhir setahun sekali. Dia juga harus menjalani penyinaran selama 24 seri. Pada 2007 Marliah dinyatakan bersih dari kanker. "Untuk menjaga agar sel tidak kambuh lagi, saya tingkatkan imun melalui immunotherapy," katanya.

Beberapa orang yang divonis menderita kanker berhasil sembuh setelah menjalani pengobatan di Fuda Cancer Hospital, Guangzhou, Tiongkok. Kini mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News