Kehilangan Penglihatan, Mimi Mariani Lusli Tetap Gigih di Dunia Pendidikan
Ujian Pakai Mesin Tik, Jadi Sumber Sontekan
Senin, 03 Oktober 2011 – 08:08 WIB
Baca Juga:
Penyakit yang cenderung menurun secara genetis itu mengakibatkan degenerasi fotoreseptor retina secara bertahap. Hingga akhirnya, pada usia 17 tahun, Mimi benar-benar kehilangan indra penglihatan.
Jauh sebelumnya, tepatnya sejak kelas V SD, dia tidak duduk di bangku sekolah. Saat kakak dan adiknya pergi bersekolah, Mimi kecil harus menjalani perawatan di dokter mata dan dokter saraf. Selama proses itu berjalan, dia akhirnya bersekolah di Sekolah Tunagrahita Bakti Luhur, Malang, Jawa Timur. "Saat lulus, saya merasakan sendiri bagaimana sulitnya mencari sekolah lagi bagi tunanetra," imbuhnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan setara SMP di Malang pada 1982, Mimi melanjutkan di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Santa Maria (1982?1985). Gelar sarjana baru dia peroleh empat tahun kemudian di IKIP Sanata Dharma, Jogja. Dilanjutkan Master of Sains di Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada 1997.
Meski kehilangan indra penglihatan pada usia 10 tahun, Mimi Mariani tidak mau diperlakukan khusus. Ingin membuka jurusan disability di perguruan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408