Kehilangan Penglihatan, Mimi Mariani Lusli Tetap Gigih di Dunia Pendidikan
Ujian Pakai Mesin Tik, Jadi Sumber Sontekan
Senin, 03 Oktober 2011 – 08:08 WIB
Dua tahun lembaga yang didirikannya itu berjalan, Mimi masih menyisakan impian besar. Dia ingin pembelajaran cara bersikap kepada ABK tidak hanya berhenti sampai orang tua. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa diharapkan bisa menerapkannya pula. "Misalnya, hotel saat menghadapi tamu ABK, orang tuli butuh senyum, sedangkan orang buta suara. Jangan sampai salah," paparnya.
Impian besar lainnya adalah membuka jurusan disability di universitas. Setidaknya, diawali dengan diploma 2 atau 3 seperti beberapa perguruan tinggi di luar negeri. (*/c5/ttg)
Meski kehilangan indra penglihatan pada usia 10 tahun, Mimi Mariani tidak mau diperlakukan khusus. Ingin membuka jurusan disability di perguruan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408