Kehilangan Teman

Oleh: Dahlan Iskan

Kehilangan Teman
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Hari sudah malam. Hampir jam 23.00. Dingin sekali, hanya saja tidak bersalju. Meski sudah gelap ia masih bisa memotret nomor polisi di mobil itu: pasti! Polisi menghubunginya. Untuk memastikan posisinya.

Bahkan Si Penelepon memberi info tambahan: "Wanita yang dimaksud ada di sebelah mobil. Lagi duduk," katanya. "Kepalanya ditutup tudung," tambahnya.

Bagaimana ia bisa tahu? "Saya jalan memutari mobil itu," jawabnya.

Setelah lewat pukul 00.00 polisi akhirnya datang ke lokasi parkir di sebuah gedung di Bellevue Street. Lokasi itu hanya 1 jam dari perbatasan Kanada.

Polisi mencurigai, malam itu James dan Jennifer Crumbley akan melarikan diri ke Kanada. Ia sudah mengambil uang dari ATM sebanyak USD 4.000. Ia juga punya uang lain USD 11.000. Kudanya sudah dijual. Rumahnya pun sudah ditawarkan untuk dilego.

Detektif sudah menghubungi pengacara James dan Jennifer Crumbley sejak tanggal 2 Desember siang. Nama pengacara itu: Shannon Smith. Seorang wanita.

Tanggal 3 Desember, Jumat siang, detektif kembali kontak pengacara. Tidak segera mendapat jawaban. Rupanya Shannon lagi bersidang di pengadilan.

Lewat pukul 17.00 barulah Shannon mengirim jawaban: "Saya baru keluar ruang sidang. HP saya penuh dengan 400 teks dan missed call. Hari ini hari gila," jawab Shannon. Dia seperti minta maaf tidak bisa cepat menjawab.

Empat siswa di SMA Oxford, Michigan, sampai tewas –tanggal 30 November lalu. Banyak lainnya luka-luka –termasuk seorang guru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News