Kejagung Diyakini Mudah Mengusut Oknum BPK yang Disebut Terlibat Korupsi BTS
jpnn.com, JAKARTA - Pakar hukum pidana Universitas Lampung Yusdianto mendorong Kejaksaan Agung (Kejagung) mendalami keterlibatan oknum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam kasus dugaan korupsi pengadaan BTS 4G.
Sinyalemen keterlibatan oknum BPK dalam kasus dugaan korupsi BTS 4G mulai terang berdasarkan fakta persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta pada Senin (23/10).
Diketahui, Kejagung telah menetapkan seorang pegawai swasta, Sadikin Rusli sebagai tersangka kasus korupsi BTS.
Dia disebut-sebut sebagai penghubung pemberian uang Rp 40 miliar kepada oknum BPK.
Menurut Yusdianto, pengusutannya justru kian mudah lantaran sebelumnya menetapkan Sadikin Rusli yang disebut sebagai penghubung oknum BPK dalam menerima aliran uang Rp 40 miliar sebagai tersangka dan telah ditahan.
"Ya, akan mudah (pengusutan). Makanya, perlu diuraikan seterang-terangnya siapa yang terlibat di dalamnya, karena ini kan termasuk kejahatan yang terorganisir," kata Yusdianto melalui keterangannya, Rabu (25/10).
Sebagai informasi, adanya keterlibatan oknum BPK dalam kasus BTS kali pertama dibongkar terdakwa yang juga Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera Windi Purnama dalam persidangan pada Selas (26/9) lalu.
Saat bersaksi, Windi Purnama menyampaikan menyerahkan uang Rp 40 miliar kepada perwakilan BPK, Sadikin sesuai arahan terdakwa sekaligus Direktur Utama BAKTI Kominfo kala itu, Anang Achmad Latif.
Kejagung telah menetapkan Sadikin Rusli yang disebut sebagai penghubung oknum BPK dalam menerima aliran uang Rp 40 miliar sebagai tersangka dan telah ditahan
- Dukungan Bebaskan Tom Lembong Terus Mengalir, Kejagung Dianggap Ugal-ugalan
- Tak Ada Kerugian Negara, Kubu Tom Lembong Serahkan Bukti Laporan BPK ke Hakim
- Pakar Sebut Penetapan Tersangka Tom Lembong Prematur, Tidak Sah, dan Lecehkan Hukum
- Mahasiswa Demo di Kejagung, Desak Presiden Prabowo Tindak Jaksa Nakal
- Kejagung Sudah Sita Aset Hendry Lie, Nilainya Puluhan Miliar
- Kejagung Tangkap Hendry Lie Tersangka Korupsi Timah, Begini Perannya