Kejagung Lagi Digdaya, Potensial Dijadikan Musuh Bersama

Kejagung Lagi Digdaya, Potensial Dijadikan Musuh Bersama
Sekjen DPP Laskar Merah Putih (LMP) Abdul Rachman Thaha (ART). Foto: supplied

"Salah satu atau kedua pihak itulah yang, kuat dugaan saya, kencang memproduksi narasi peyoratif setelah Kejaksaan Agung menguak megaskandal BBM oplosan oleh anak perusahaan Pertamina," tuturnya.

ART menyebut pihak yang berada di titik pusat narasi itu adalah figur Jaksa Agung. Dan sebagai sosok penegak hukum yang kuat, terpojoknya Jaksa Agung Burhanuddin sangat mungkin bakal berdampak buruk pula terhadap Kejaksaan Agung secara keseluruhan.

"Lemahnya Kejaksaan Agung pasti menjadi kabar menggembirakan bagi dua pihak yang tadi saya sebut, sekaligus antiklimaks bagi Presiden Prabowo yang sudah mendeklarasikan perang bubat terhadap korupsi," ujar tokoh asal Sulteng itu.

ART mengatakan upaya sabotase pemberantasan korupsi yang berkisar pada kabar-kabar bohong terkait kehidupan pribadi petinggi Kejagung harus dihentikan.

"Ini modus persekusi yang selama satu dasawarsa lalu juga dipraktikkan untuk menaklukkan kalangan yang kritis terhadap para penyuara kebenaran," ucapnya.

Menurut dia, keinginan memenangkan persaingan di arena penegakan hukum harus direalisasikan setiap lembaga dengan memburu dan meringkus para cecunguk penggangsir uang negara, bukan dengan menyabotase kerja lembaga kerja lainnya.

"Lalu, biarkan masyarakat menilai siapa yang satu haluan dengan Presiden Prabowo dan siapa yang justru ingin terus menjerumuskan Indonesia ke status negara gagal," ujar ART.

Namun, dia bersyukur bahwa TNI terus mendukung lewat kawalan ketat terhadap kerja-kerja Kejagung. Hal itu menurutnya perlu disempurnakan dengan memperkuat Korps Adhyaksa lewat revisi UU Kejaksaan.

Sekjen Laskar Merah Putih Abdul Rachman Thaha (ART) menilai Kejagung yang lagi digdaya potensial jadi musuh bersama oleh dua pihak, salah satunya koruptor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News