Kejagung Seret Mantan Dirut PLN
Jadi Saksi Kasus Korupsi PLTU Sampit
Kamis, 08 Januari 2009 – 04:51 WIB
JAKARTA – Macetnya pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sampit, Kalimantan Tengah, ikut menyeret mantan orang nomor satu di tubuh PLN. Mantan Dirut PLN Eddie Widiono diperiksa Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi dalam pembangunan PLTU itu Rabu (7/1). Untuk melancarkan pembangunan PLTU tersebut, PT KPP mengajukan permohonan fasilitas kredit Bank Mandiri, Cabang Jalan Thamrin Jakarta senilai Rp 69,371 miliar pada 6 Mei 2004. ”Dengan dasar itu (SPK, Red) Bank Mandiri mengucurkan dana,” beber mantan kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jatim itu.
Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (JAM Pidsus) Marwan Effendy mengatakan, Eddie diperiksa dalam kapasitas sebagai saksi. ”(Proyek) ini waktu era Pak Eddie. Dia mengetahui dan ada semacam SPK (surat perintah kerja) dari PLN,” kata Marwan.
Baca Juga:
Marwan menjelaskan, kasus dugaan korupsi pembangunan PLTU Sampit itu bermula ketika PT Karya Putra Powerin (KPP) menerima satu proyek pembangunan. Hal itu diawali penandatanganan pembelian tenaga listrik sebesar 2 x 7 Megawatt dari PT KPP oleh PLN wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah pada 15 Januari 2004.
Baca Juga:
JAKARTA – Macetnya pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sampit, Kalimantan Tengah, ikut menyeret mantan orang nomor satu
BERITA TERKAIT
- Sebut KPK Tak Temukan Apa-Apa di Rumah Hasto, Pengacara: Sebenarnya Apa yang Dicari?
- Sikapi PSN PIK 2: Ahmad Yohan DPR: Negara Jangan Kalah
- 1,7 Juta Honorer Database BKN Dipastikan Dapat NIP PPPK & Paruh Waktu, Masih Berlaku?
- Kediaman Hasto Digeledah KPK, Said PDIP Singgung Asas Praduga Tak Bersalah
- Biaya Ibadah Haji Turun, Sekjen PKB: Kualitas Pelayanan Jangan Menurun
- PB Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia Berpartisipasi Dalam Pembangunan Kesehatan