Kejagung Terus Buru 23 Terpidana BLBI
Rabu, 13 Juni 2012 – 17:01 WIB

Kejagung Terus Buru 23 Terpidana BLBI
JAKARTA - Paskapemulangan Sherny Kojongian dari Amerika Serikat, kejaksaan Agung masih memiliki pekerjaan rumah besar terkait kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. PR tersebut adalah memulangkan 23 terpidana BLBI lain yang hingga kini masih buron.
Untuk mencarinya, kejaksaan terus melakukan kerjasama dengan negara-negara yang diduga menjadi tempat pelarian. Kerjasama difokuskan apakah dokumen keimigrasian para koruptor itu cacat hukum atau tidak.
Baca Juga:
Pasalnya, bila cacat hukum pihak negara tersebut bisa melakukan deportasi. Deportasi dengan cara ini dinilai lebih cepat dibanding lewat jalur ekstradisi. "Mekanisme deportasi itu bisa lebih cepat. Kalau ekstradisi harus lewat perjanjian dan sebagainya, belum lagi terhambat sistem hukum yang bertele-tele," kata Ketua Tim Pemburu Koruptor Darmono, Rabu (13/6).
Disinggung soal kerugian negara kasus Sherny yang baru disetor ke kas negara sekitar Rp 800 miliar, dari total kerugian negara mencapai Rp 1,9 triliun, Darmono memastikan pihaknya akan berkoordinasi dengan pejabat berwenang Amerika Serikat untuk menelusuri aset Sherny yang ada di negara tersebut. "Dia tinggal puluhan tahun, barangkali ada asetnya di sana," cetus Wakil Jaksa Agung ini.
JAKARTA - Paskapemulangan Sherny Kojongian dari Amerika Serikat, kejaksaan Agung masih memiliki pekerjaan rumah besar terkait kasus Bantuan Likuiditas
BERITA TERKAIT
- Dukung SDM Unggul, Hutama Karya Siapkan Program Pengembangan Talenta
- TB Hasanuddin Kecam Penyerangan Polres Tarakan yang Dilakukan TNI
- Wamendagri Apresiasi Megawati atas Dukungan untuk Retret Kepala Daerah
- Usut Gratifikasi Pejabat Pajak, KPK Periksa Bos PT Cakra Kencana Indah dan PT Mitra Adiperkasa
- TB Hasanuddin Minta Puluhan Prajurit TNI yang Serang Polres Tarakan Dihukum Berat
- Skolla Menggandeng Kemendikdasmen, Gelar Program NLRP 2025