Kejam! Australia Legalkan Penahanan Pencari Suaka di Pulau Nauru
jpnn.com - SIDNEY - Kebijakan pemerintah Australia menahan pencari suaka di lepas pantai akhirnya dilegalkan Mahkamah Agung.
Akibat putusan tersebut sekitar 250 orang termasuk 37 bayi pencari suaka akan dideportasi ke kamp penahanan di pulau pasifik, Nauru.
Kelompok hak asasi manusia dan PBB yang mendapat kabar ini langsung melayangkan kritik tajam. Bahkan senator Australia sudah mengatakan, bahwa Nauru tak aman bagi anak-anak.
Kasus ini mengemuka setelah perempuan Bangladesh yang ditahan di Nauru mengajukan tuntutan ke pengadilan tinggi.
Pengacara hak asasi manusia, Claire Hammerton mengajukan argumen bahwa penahanan tersebut melanggar hukum. Tapi pengadilan menolak tuntutan ini.
"Penahanan anak-anak di Australia yang akan ditransfer ke Nauru seringkali memberitahu bahwa mereka hidup dengan ketakutan harian dan kecemasan akan dikirim ke sana. Anak-anak ini tak memahami kenapa mereka diperlakukan sebagai pelaku kriminal." katanya.
Claire Hammerton mengatakan, ada bukti bahwa bukti-bukti masalah kesehatan mental yang ekstrem yang diderita anak-anak di Nauru sangat mencengangkan.
"Sayangnya ini adalah keputusan akhirnya, dan bahwa ini adalah pengadilan tertinggi di negara ini maka tak ada opsi untuk mengajukan banding," katanya.(ray/jpnn)
SIDNEY - Kebijakan pemerintah Australia menahan pencari suaka di lepas pantai akhirnya dilegalkan Mahkamah Agung. Akibat putusan tersebut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan
- 13 Orang Tewas dalam Kecelakaan Kapal di India Bagian Barat
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran