Kejam! Militer Myanmar Pastikan Warga Rohigya Tak Bisa Makan
Sebab, junta militer melarang semua pedagang bertransaksi apa pun dengan orang Rohingya. Termasuk melayani pembelian pulsa dan kartu perdana.
Tanpa komunikasi dengan dunia luar, kaum Rohingya di Rakhine benar-benar terisolasi. ”Jika tak nekat meninggalkan Myanmar, kami akan menemui ajal lebih cepat,” kata Ilyas.
Pria 55 tahun itu berhasil mencapai Bangladesh pada awal Januari. Kini dia bertahan di kamp pengungsian bersama keluarganya. Di kamp pengungsian yang padat penghuni itu, setidaknya dia mendapat bantuan makanan.
Kesaksian tersebut menjadi jawaban bagi Amnesty International yang mempermasalahkan kondisi kesehatan para pengungsi Rohingya. Sebagian besar di antaranya mengalami malanutrisi.
Menanggapi laporan Amnesty International yang dipublikasikan Al Jazeera kemarin, Menteri Kesejahteraan Sosial Myanmar Win Myat Aye menggelar jumpa pers. Menurut dia, semua tuduhan itu palsu. (hep/c10/dos)
Setelah berhenti meneror kelompok minoritas itu dengan kekerasan, mereka memastikan Rohingya yang bertahan di Rakhine tidak bisa makan.
Redaktur & Reporter : Adil
- Kesulitan Usut Genosida Rohingya, ICC: Ukraina Lebih Mudah Diakses ketimbang Myanmar
- Militer Myanmar Tak Sengaja Mengebom India, Satu Desa Nyaris Jadi Korban
- ILO Desak Militer Myanmar Segera Bebaskan Thet Hnin Aung
- Junta Myanmar Dipastikan Absen dari KTT ASEAN
- Aksi Militer Myanmar Ini Sangat Kejam, Uni Eropa Sampai Ikut Mengecam
- 5 Negara ASEAN Nyatakan Myanmar Lakukan Perbuatan Terkutuk