Kejar Pelaku Tabrak Lari saat Angkut 10 Penumpang

Kejar Pelaku Tabrak Lari saat Angkut 10 Penumpang
Kejar Pelaku Tabrak Lari saat Angkut 10 Penumpang

jpnn.com - Kasubbaghumas Polres Probolinggo Kota Aiptu Buchori tergolong polisi nyentrik. Dia biasa bertugas dengan angkutan desa (angdes) miliknya. Membelinya pada 1997, Buchori punya banyak kenangan dengan mobil pelat kuning tersebut.

MUHAMMAD IQBAL, Probolinggo

TIDAK susah menemukan angdes milik Buchori. Berwarna hijau muda, kendaraan berpelat kuning itu biasa diparkir di tepi Jalan dr Moh. Saleh, depan Mapolres Probolinggo Kota. Tidak seperti angdes lain, kendaraan Buchori memiliki antena yang menjulang tinggi di atap kendaraan.

Antena tersebut berfungsi untuk menerima dan memancarkan gelombang handy talky (HT) layaknya mobil operasional polisi. Dari antena itu, ada kabel hitam yang tersambung ke ruang kemudi. "Tapi, alatnya saya lepas sejak di polres (menjadi humas, Red)," katanya saat ditemui Jumat siang (29/11).

Siang itu ayah satu anak tersebut baru datang dari masjid untuk menunaikan salat Jumat dengan angdes miliknya. Sajadah dan peci yang dikenakan tampak diletakkan di jok belakang angdesnya.

Sambil berdiri di samping kendaraannya, lelaki 58 tahun itu banyak bercerita tentang pengalamannya dengan angdes bernopol N 360 UR tersebut. Pada 1997, Buchori yang saat itu menjadi anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Jatim wilayah V Probolinggo sengaja membeli angdes itu Rp 22,5 juta. Kendaraan tersebut sudah berpelat kuning saat dibeli Buchori. Sejak saat itu, setiap lepas dinas dari korps Bhayangkara, pria kelahiran Bangsalsari, Kabupaten Jember, tersebut rutin narik angdes.

Urusan trayek, Buchori sengaja memilih rute Wonoasih-Bantaran-Sumber. Selain dekat dengan rumah, trayek tersebut tidak terlalu jauh dari tempatnya bekerja. "Kalau sewaktu-waktu diperlukan dinas, saya tidak ke sulitan," ucap warga Jalan Sunan Ampel, Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, itu.

Dengan kegiatan tersebut, sumber pendapatan Buchori bertambah. "Rokok dan kebutuhan sehari-hari dari sini (angdes, Red) semua. Gaji utuh untuk disimpan," ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Bromo.

Kasubbaghumas Polres Probolinggo Kota Aiptu Buchori tergolong polisi nyentrik. Dia biasa bertugas dengan angkutan desa (angdes) miliknya. Membelinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News