Kejar Pelaku Tabrak Lari saat Angkut 10 Penumpang
Dengan setengah hari narik angdes, Buchori bisa memperoleh duit Rp 50 ribu-Rp 100 ribu kala itu. Saat Idul Fitri atau hari-hari besar agama, pendapatannya dari narik angdes bisa mencapai Rp 200 ribu dengan tarif perpenumpang Rp 500. "Saat itu harga beras masih Rp 1.500-2.000 per kg," jelas pria yang sudah beruban itu.
Suatu saat pada 1998, Buchori yang tengah lepas dinas mengangkut sepuluh ibu Bhayangkari. Dalam perjalanan menuju ke Surabaya, dia mengetahui bahwa ada tabrak lari di Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, melalui radio dan HT di mobilnya.
Melalui radio dan HT itu pula Buchori mengetahui ciri-ciri mobil yang menabrak korban hingga tewas. Yakni, Daihatsu Espass merah dengan penumpang sekitar empat orang. Sampai di daerah Mangkrengan, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan, mobil tersebut mendahului angdes yang dikendarai Buchori.
Seketika naluri seorang polisi dalam diri Buchori berbicara. Meski tengah lepas dinas dan mengangkut penumpang, dia memutuskan untuk mengejar mobil Espass tersebut. Dalam hitungan detik, lampu utama kendaraan dinyalakan, pertanda pengejaran dimulai.
"Saat itu dari barat (arah ber lawanan, Red) ada bus. Tapi, karena saya menyalakan lampu, busnya sudah paham dan menepi untuk memberikan jalan," ungkapnya. Tidak lama kemudian, laju Espass dihentikan dengan memotong jalur.
"Kenapa Anda menghentikan saya?" tanya sang sopir. Buchori yang saat itu berbusana sipil mengeluarkan kartu pengenal sambil berujar. "Saya anggota polisi. Anda sudah menabrak seseorang di Kecamatan Wonoasih dan sekarang Anda dikejar polisi," paparnya tegas kepada sang sopir.
Sopir yang mengakui kesalahannya itu pun manut saja saat diantar ke polsek terdekat oleh Buchori. "Setelah itu, saya nyopir lagi untuk mengantarkan penumpang," ucap pria yang selama 21 tahun bertugas di PJR tersebut.
Selain berpengalaman mengejar pelaku tabrak lari, pengalaman tidak biasa Buchori dengan angdesnya terjadi pada 2009. Saat itu dia mengawal rombongan Ketua MPR Amien Rais dengan angdesnya. Sebab, seluruh mobil PJR bertugas.
Kasubbaghumas Polres Probolinggo Kota Aiptu Buchori tergolong polisi nyentrik. Dia biasa bertugas dengan angkutan desa (angdes) miliknya. Membelinya
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara