Kejar Pelaku Tabrak Lari saat Angkut 10 Penumpang
Minggu, 01 Desember 2013 – 07:01 WIB
Kenapa membeli angdes dan tidak membeli mobil yang lebih bagus? Tentang itu, pria yang pernah menjadi guru tidak tetap (GTT) tersebut menjawab enteng: "Yang penting penggunaannya. Saya enak, tetangga juga enak naik mobil ini dan tidak sungkan. Kepuasan bukan ada di mobil bagus, tapi bisa berhubungan baik dengan masyarakat," katanya.
Terhitung sejak 2006, Buchori jarang narik angdes lagi. Sebab, penumpang sekarang tidak seramai dulu. Meski demikian, hingga kini angdesnya tetap tidak dijual.(mie/JPNN)
Kasubbaghumas Polres Probolinggo Kota Aiptu Buchori tergolong polisi nyentrik. Dia biasa bertugas dengan angkutan desa (angdes) miliknya. Membelinya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara