Kejar Pertumbuhan 5,8 Persen
Menkeu Proyeksi 2015 Lebih Baik
JAKARTA - Fase stabilisasi ekonomi Indonesia diperkirakan akan tuntas tahun ini. Pemerintah pun optimistis laju pertumbuhan ekonomi akan bergerak lebih cepat pada 2015 mendatang.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 diproyeksi lebih baik dibanding tahun ini yang ditarget dalam APBN Perubahan 2014 sebesar 5,5 persen. "Tahun depan (pertumbuhan ekonomi) akan ada di kisaran 5,8 persen," ujarnya kemarin (24/6).
Chatib mengakui, target tersebut ada di batas atas angka Bank Indonesia (BI) yang memproyeksi kisaran 5,4-5,8 persen. Adapun dalam Rancangan APBN 2015 yang disampaikan ke DPR, pemerintah mengusulkan target pertumbuhan ekonomi 2015 di kisaran 5,5-6,0 persen. "Kalau kita lihat, ekonomi global 2015 juga akan membaik," katanya.
Menurut ekonom yang juga mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu, perekonomian global pada 2015 diproyeksi tumbuh 3,9 persen.
Angka itu lebih tinggi dibanding pertumbuhan tahun ini yang diperkirakan 3,6 persen. Jika ekonomi global membaik, harga komoditas juga akan meningkat. "Itu akan berdampak positif bagi kinerja ekspor kita," ucapnya.
Chatib menambahkan, perbaikan ekonomi global tahun depan akan lebih banyak ditopang negara-negara berkembang yang banyak menjadi mitra dagang Indonesia. Dia menyebut, ekonomi kelompok negara-negara berkembang (emerging markets) pada 2015 diproyeksi tumbuh 5,3 persen. Proyeksi itu lebih tinggi dibanding tahun ini yang diperkirakan 4,9 persen.
"Adapun ekonomi kelompok negara maju pada 2015 diproyeksi tumbuh 2,3 persen. Naik tipis dibanding tahun ini yang (diperkirakan) 2,2 persen," sebutnya.
Meski perekonomian global diproyeksi membaik, Chatib mengatakan Indonesia harus tetap waspada. Misalnya risiko gejolak finansial akibat lanjutan pengurangan stimulus (tapering off) di Amerika Serikat (AS) dan rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS (The Fed). "Adapun Tiongkok diperkirakan masih dalam fase mendinginkan ekonominya," ujarnya.
Dengan berbagai kondisi tersebut, Chatib menilai target pertumbuhan ekonomi yang disampaikan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Hatta maupun Jokowi-Jusuf Kalla akan berat.
Sebagaimana diwartakan, pasangan Prabowo-Hatta menargetkan pertumbuhan ekonomi double digit atau minimal 10 persen. Adapun Jokowi-Jusuf Kalla menargetkan minimal 7 persen.
"Tahun depan kan masih (kisaran) 5,5-6,0 persen. Pada 2016 mungkin bisa di atas 6 persen. Tahun depannya (2017) mungkin baru bisa 7 persen, tapi bergantung kondisi global," katanya. (owi/oki)
JAKARTA - Fase stabilisasi ekonomi Indonesia diperkirakan akan tuntas tahun ini. Pemerintah pun optimistis laju pertumbuhan ekonomi akan bergerak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya