Kejar Pertumbuhan Ekonomi, Indonesia Waspadai 3 Kebijakan AS
Jika kebijakan moneter AS berhasil, inflasi yang terjadi akan mengerek kenaikan suku bunga dunia pada tahun depan.
”Dengan berbagai arah kebijakan di AS, baik fiskal ataupun moneter, kami perlu lihat pengaruhnya ke separo pengelolaan ekonomi Indonesia di APBN dan pembiayaan ekonomi kita,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Sri Mulyani, langkah perceraian Inggris dari Uni Eropa atau Brexit serta situasi geopolitik di Timur Tengah diperkirakan masih akan membayangi perekonomian global.
Hal itu juga akan berdampak secara tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Meski begitu, pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bisa mencapai target.
Optimisme tersebut didasarkan pada sejumlah faktor domestik seperti kenaikan investasi tujuh persen dan angka ekspor yang double-digit di kuartal ketiga 2017. Kedua komponen tersebut diproyeksi mendongkrak pertumbuhan tahun depan.
Selain itu, penyelenggaraan pilkada 2018, kampanye Pilpres 2019, serta event Asian Games dan forum IMF-World Bank akan mendorong pertumbuhan konsumsi pada tahun depan.
”Tahun depan konsumsi bisa tumbuh lima persen dan ekspor tumbuh lebih tinggi di 2018,” katanya. (ken/c21/sof)
Pemerintah cukup optimistis dengan menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka 5,4 persen.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rambah Pasar Amerika Serikat, OKX Luncurkan Bursa Kripto Terpusat & Dompet Crypto Web3
- Harga Emas Diprediksi Bisa Tembus USD 4.000 Per Troy
- Cetak Rekor Sejarah, Harga Emas Tembus USD 3.300 Per Troy
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- Menkeu: Kalau Tunjangan Profesi Lebih Kecil dari Tukin, Kami Tambahkan
- Sri Mulyani Ungkap tak Semua Dosen Terima Tukin, Begini Penjelasannya