Kejuaraan Dunia Wushu Junior VIII: Indonesia Catat Sejarah
jpnn.com, JAKARTA - Indonesia tercatat dalam sejarah dalam jumlah peserta terbanyak yang tampil dalam kalender event Federasi Wushu Internasional (IWUF) yang sempat terhenti sejak 2019 akibat pandemi Covid-19 melanda dunia.
Saat ini tercatat sebanyak 61 negara sudah menyatakan konfirmasi akan mengirimkan atletnya untuk berlaga di Kejuaraan Wushu Dunia Junior VIII/2022.
Jumlah negara yang hadir ini merupakan yang terbesar dari pelaksanaan kejuaraan dunia wushu junior sebelumnya.
"Saat ini sudah tercatat 61 negara yang telah menyatakan konfirmasi akan mengirimkan atletnya ke Indonesia. Jumlah negara yang ikut merupakan yang terbesar dari tujuh pelaksanaan Kejuaraan Dunia Wushu Junior sebelumnya yang hanya mencapai 40 negara," kata Direktur Eksekutif Kejuaraan Dunia Wushu Junior VIII/2022, Gunawan Tjokro di Jakarta, Jumat (25/11/2022).
Semula, kata Gunawan Tjokro, PB WI menargetkan 70 negara yang akan hadir. Namun, 9 negara membatalkan hadir karena masalah tingginya harga tiket pesawat.
"Memang ada sembilan negara yang membatalkan kehadiran. Namun, itu tidak mempengaruhi kesuksesan yang dicapai pantia. Karena, Indonesia telah tercatat dalam sejarah wushu menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Wushu Junior dengan jumlah negara peserta paling banyak," terangnya.
Dari data yang diterima tercatat sekitar 770 peserta dari 61 negara terdiri dari 435 atet dan 335 offisial. Kontingen negara yang jumlah terbesar berasal dari Hongkong (37), Indonesia (35), Iran (35), Vetnam (34), New Zealand (32), Kanada (29), Mesir (26), India (26), Korea (24), dan Malaysia (22).
Sedangkan China yang merupakan negara asal beladiri wushu mengirimkan 12 atlet dengan 8 offisial. "Keikutsertaan China dalam kejuaraan dunia itu sudah luar biasa. Karena, China tidak pernah mengirimkan atletnya pada event internasional sejak pandemi Covid-19," jelas Gunawan Tjokro.
Indonesia tercatat dalam sejarah dalam jumlah peserta terbanyak yang tampil dalam kalender event Federasi Wushu Internasional (IWUF).
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?