Kekejaman Rusia di Mariupol Tak Akan Dilupakan Sejarah

Sekitar 400 ribu orang terjebak di Mariupol selama dua pekan lebih. Mereka berlindung dari pengeboman Rusia yang telah menyebabkan kelangkaan listrik, pemanas, dan air, menurut pemkot setempat.
Tim penyelamat masih mencari penyintas di sebuah teater di Mariupol yang rata dengan tanah akibat serangan udara Rusia pada Rabu, kata pejabat setempat.
Rusia membantah menjadikan warga sipil sebagai target serangan mereka.
Kementerian pertahanan Rusia pada Jumat mengatakan pasukannya memperketat penjagaan di sekitar Mariupol dan bahwa pertempuran telah mencapai pusat kota.
Rusia telah mengalami kerugian besar sejak 24 Februari, ketika Presiden Vladimir Putin melancarkan "operasi militer khusus" untuk melakukan "demiliterisasi dan denazifikasi" Ukraina.
Ukraina dan negara-negara Barat menyebut tindakan agresif Putin sebagai "war of choice" (perang yang tak perlu).
Deretan panjang pasukan Rusia yang bergerak ke Kiev, ibu kota Ukraina, telah dicegat di daerah-daerah pinggiran.
Intelijen Inggris meyakini bahwa Rusia telah dikejutkan oleh perlawanan Ukraina dan kini menerapkan "strategi penciutan" kekuatan lawan, menurut atase pertahanan Inggris di Amerika Serikat.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Jumat (18/3) menyebut pengepungan Kota Mariupol di Ukraina oleh Rusia sebagai teror yang tidak akan dilupakan sejarah
- Volodymyr Zelenskyy Menyesali Pertengkaran dengan Donald Trump
- Kaya Gila
- Donald Trump Pundung, Amerika Setop Bantuan Militer untuk Ukraina
- Berdebat Sengit dengan Trump, Zelenskyy Tinggalkan Gedung Putih Lebih Awal
- Presiden AS dan PM Inggris Bertemu Untuk Akhiri Perang Ukraina
- Polisi Kejar 8 Perampok WN Ukraina di Bali, Kerugian Capai Rp3,4 M