Kekerasan Agama di Indonesia Kian Meningkat
Selasa, 17 Januari 2012 – 22:33 WIB

Kekerasan Agama di Indonesia Kian Meningkat
JAKARTA — Intoleransi dan kekerasan yang mengatasnamakan agama di Indonesia semakin meningkat tajam. Bahkan di forum internasional, Indonesia dinilai gagal mewujudkan kebebasan dan berkeyakinan yang dijamin UUD 1945.
Penegasan itu diungkapkan Cendekiawan Muslim yang juga mantan Rektor UIN, Jakarta Prof Dr Azyumardi Azra di dalam Seminar Refleksi Evaluasi Kebijakan, Program dan Kegiatan Kerukunan Umat Beragama di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (17/1).
Azyumardi yang mengutip data Setara Institute mengatakan sepanjang 2011 ada sebanyak 244 kasus pelanggaran terhadap kebebasan beragama yang mencakup pemaksaan kehendak, main hakim sendiri, dan kekerasan. Kata dia, angka pelanggaran kebebasan beragama tidak mengalami penurunan signifikan selama 2 tahun terakhir. "Pada 2011 sebanyak 244, tidak terlalu menurun jauh dibanding 2010 yang mencapai angka 262 kasus serupa,” terangnya.
Ia menyebutkan, hal ini dapat dilihat mulai dari kasus gereja HKBP Ciketing yang berlarut-larut sejak 2010, kekerasan massal terhadap Ahmadiyah di Cikeusik Banten, pembakaran tiga gereja di Temanggung, hingga pembakaran pesantren Syi'ah di Sampang, Madura, akhir Desember 2011. Artinya, kasus-kasus tersebut jelas menunjukkan masih bertahannya intoleransi intra dan antar agama dengan melibatkan kekerasan di tanah air.
JAKARTA — Intoleransi dan kekerasan yang mengatasnamakan agama di Indonesia semakin meningkat tajam. Bahkan di forum internasional, Indonesia
BERITA TERKAIT
- Hakim yang Vonis Bebas Ronald Tannur Sampaikan Pernyataan Mengejutkan
- Ketua Umum KSPSI: Presiden Prabowo Bakal Hadiri Peringatan May Day di Monas
- Pengamat: Manfaat Program MBG Besar, Harus Lanjut, Jangan Disetop
- Propam Pastikan 1.205 Personel Polda Jateng Bebas Narkoba dan Judol
- Banjir Rob Melanda Pluit Penjaringan, Sejumlah Wilayah Ini Tergenang Air
- 5 Berita Terpopuler: Info Terbaru BKN soal Tes PPPK, Ada yang Mengundurkan Diri, Ribuan Orang Menolak