Kekerasan di Irak Cabut 110 Nyawa
Rabu, 12 Mei 2010 – 11:14 WIB
BAGHDAD - Serangkaian ledakan dan aksi penembakan yang menewaskan sedikitnya 110 orang, di lima kota di Irak, Senin (10/5) lalu, mencoreng citra pasukan keamanan. Publik langsung menyalahkan kinerja pasukan Negeri Seribu Satu Malam itu, pasca serah terima keamanan dari Amerika Serikat (AS). Selasa (11/5) kemarin, Perdana Menteri (PM) Nuri Al Maliki pun langsung melipatgandakan keamanan di seantero negeri. Petugas medis di Rumah Sakit Hilla melaporkan, korban tewas mencapai 53 orang. Sementara itu, korban luka ada sekitar 157 orang. Bersamaan dengan itu, dua ledakan terjadi di dua pasar di Kota Basra. Serangan di kota pelabuhan sebelah selatan Irak tersebut menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai 223 lainnya.
"Jajaran pemimpin pasukan keamanan dalam negeri harus bertanggung jawab atas insiden maut itu. Mereka akan menjalani pemeriksaan, sampai pemerintah mendapati pihak yang lalai," terang Hussein Ali Kamal, dalam wawancara dengan surat kabar Irak, Al-Bayan, seperti dilansir Agence France-Presse kemarin. Dia yakin bahwa petugas di pos-pos pemeriksaan lalai, sehingga terwujud serangan maut tersebut.
Baca Juga:
Tidak kurang dari lima ledakan dan penembakan terjadi di lima kota di Irak, Senin lalu. Serangan pertama terjadi di Kota Hilla. Dua pengebom bunuh diri meledakkan mobil mereka di halaman parkir sebuah pabrik tekstil. Saat itu, sejumlah besar buruh tengah menunggu bus untuk pulang. Dalam hitungan menit, ledakan ketiga dan keempat pun terjadi di lokasi yang sama.
Baca Juga:
BAGHDAD - Serangkaian ledakan dan aksi penembakan yang menewaskan sedikitnya 110 orang, di lima kota di Irak, Senin (10/5) lalu, mencoreng citra
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan