Kekerasan di Mesir Tak Bisa Dihentikan dengan Rasa Prihatin
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI Mahfuz Sidik, mendesak pemerintah Indonesia segera bersikap tegas terhadap pemerintah militer di Mesir. Menurutnya, pernyataan prihatin dari pemerintah Indonesia yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak cukup untuk menghentikan tindak kekerasan yang terjadi di Mesir.
"Kalau Indonesia hanya prihatin maka secara diam-diam pemimpin negeri ini mendukung apa yang terjadi di Mesir," kata Mahfuz saat berorasi dalam aksi unjuk rasa Komite Nasional Untuk Kemanusiaan dan Demokrasi Mesir di Bundaran HI, Jakarta, Senin (19/8).
Politisi PKS ini mengatakan, Indonesia memiliki kewajiban untuk membantu rakyat Mesir. Pasalnya, Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi demokrasi sudah sepantasnya mengecam kudeta yang dilakukan militer Mesir. Apalagi mengingat Indonesia dan Mesir sama-sama negara berpenduduk mayoritas Muslim.
"Saat ini terdengar teriakan selamatkan Mesir di Jakarta, Bandung, Semarang. Pemimpin negeri ini harus meneriakan hal yang sama. Tunjukkan Indonesia negara Islam terbesar yang demokratis," tegas Mahfudz.
Lebih lanjut Mahfuz mengimbau umat Muslim di Indonesia untuk mendesak pemerintah agar memberi bantuan kepada rakyat Mesir. "Yang terjadi di Mesir tidak akan berhenti di Mesir, karena ini adalah sekenario besar menghambat laju kebangkitan politik Islam yang sedang marak di banyak negara," pungkasnya. (dil/jpnn)
JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI Mahfuz Sidik, mendesak pemerintah Indonesia segera bersikap tegas terhadap pemerintah militer di Mesir. Menurutnya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan