Kekerasan Terhadap Perempuan Pribumi Australia di Australia Utara Sangat Tinggi

"Rumah saya selalu terbuka bagi perempuan yang memerlukan pertolongan," kata Lorraine.
Lorraine mengatakan warga setempat merasakan situasi KDRT yang seolah tidak pernah berhenti.
"Beberapa orang akhirnya mengalami kecemasan dan stres. Bila Anda seorang pemimpin komunitas, atau ada warga yang membawa korban ke rumah, kita juga jadi ikut khawatir dengan keluarga sendiri."
"Pelaku juga bisa mencari kami dan itu menakutkan," katanya.
Lorraine dan Deb kadang harus bertindak sebagai perantara dengan membawa para korban ke rumah perlindungan di Katherine, dengan jarak tiga jam demi mendapat bantuan tambahan.
"Bila situasinya sangat serius mereka mengirim perempuan korban ke Katherine namun sering kali korban tidak mau meninggalkan keluarga mereka, jadi mereka tetap berada di lingkar kekerasan," katanya.
"Kalau kami memiliki rumah perlindungan, maka mereka bisa tetap dekat dengan keluarga di saat mendapatkan bantuan."
Kathryn Drummond, seorang pekerja klinik kesehatan di Timber Creek, mengatakan kepada mereka menangani kasus KDRT rata-rata dua kasus setiap pekan.
Laporan investigasi kami menemukan kekerasan terhadap perempuan Pribumi Australia di Kawasan Australia Utara bisa 12 kali lebih banyak ketimbang jumlah kekerasan keseluruhan secara nasional
- Hasil Babak Grup Piala Asia U-17 2025: Indonesia dan Uzbekistan Digdaya, Australia Apes
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya