Kekeringan di Lhokseumawe, Kementan Siap Bantu Pompanisasi dan Pipanisasi
Ketiga, membangun sumur dangkal (sumur bor) di lahan-lahan yang mengalami kekeringan.
"Sumur bor ini dalamnya bisa mencapai 60 meter. Ini juga cukup membantu dalam mengatasi kekeringan," ungkapnya.
Keempat, petani diimbau untuk ikut program asuransi Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
Dengan asuransi ini, jika ada lahan padinya mengalami kekeringan hingga 70% akan dapat ganti rugi sebesar Rp 6 juta per ha per musim.
"Sehingga petani tidak perlu lagi was-was mengalami gagal panen karena kekeringan. Karena dari klaim bisa jadi modal menanam kembali," tambah Sarwo Edhy.
Keberadaan waduk di Desa setempat yang tidak memiliki sumber debit air memang tampak dalam kondisi mengering.
Sehingga tidak bisa diandalkan untuk memenuhi hajat petani yang membutuhkan air untuk mengairi luas 50 hektar areal persawahan yang ada di kasawan itu.
Geuchik Gampong setempat Haji Usman mengharapkan adanya perhatian Pemerintah Kota melalui Dinas (DKPPP) terkait keberadaan waduk yang perlu dilengkapi sistem pompanisasi ataupun pembangunan sumur bor sesuai dibutuhkan untuk mengairi areal persawahan yang mencapai sekitar 140 hektar.
Kementan juga bisa menyediakan pembangunan embung atau long storage. Program ini untuk kelompok tani guna menampung air di musim hujan.
- Pelaku Usaha Harapkan Prabowo Bentuk Badan Otoritas Sawit
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja
- DWP Kementan Memperkuat Peran Strategisnya Sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045
- Baharkam Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Komoditas Jagung di Cianjur
- Dukung Ketahanan Pangan, Kementan Bagikan Ribuan Benih Buah di CFD Bekasi
- KPK Dalami Proses PBJ Pengolahan Karet di Kementan