Kekeringan Parah, Warga Susuri Hutan Cari Air Bersih
Kondisi tersebut diperparah, debit air pada sumur tersebut sangatkah sedikit, sehingga setiap kali pengisian satu jeriken air, diperlukan waktu sekitar satu jam, bahkan lebih.
“Sebenarnya di hutan sini ada sembilan sumur yang bisa dimanfaatkan, namun jika kemarau debit airnya sedikit, sehingga kami harus menunggu sedikit-demi sedikit debit air kembali untuk mengambilnya,” ujarnya.
Sebenarnya, beberapa warga setempat berusaha mencari sumber air terdekat, dengan membuat sumur baru.
Namun hal tersebut sia-sia, karena setelah menghabiskan biaya dan waktu untuk menggali dengan kedalaman lebih dari 30 meter dari permukaan tanah, ketika musim kemarau sumur baru tersebut tetaplah kering.
Dengan demikian, tidak jarang beberapa warga nekat mencari air di luar dusun, atau desa lainnya yang kondisi airnya masih banyak.
“Untuk mencari air di luar dusun atau desa, biasanya kami menggunakan sepeda motor untuk mengangkut dua jeriken yang nantinya diisi air,” ujarnya.
Senada diungkapkan Suyanti, salah satu warga lainnya. Menurut dia, saat ini warga tetap mencari air ke dalam hutan dan daerah lain, karena pasokan dari BPBD belum cukup untuk memenuhi kebutuhan warga.
Sebab proses pengiriman yang dilakukan, tidak setiap hari, padahal setiap harinya warga membutuhkan air.
Akibat kekeringan, perjuangan keras hingga masuk hutan harus dilakukan sebagian warga Dusun Selorejo, Desa Mlinjon, untuk sekadar mencari air bersih.
- PNM Peduli Kirim Bantuan Air Minum untuk Atasi Kekeringan di Gili Ketapang
- Sejumlah Desa di Banyumas Masih Terdampak Kekeringan
- Jika Terpilih, Simon Kamlasi Jamin NTT Bebas Kekeringan
- BNPB Inisiasi Operasi Modifikasi Cuaca di NTB Antisipasi Kekeringan & Karhutla
- 52 Desa/Kelurahan di Trenggalek Terdampak Kekeringan
- Ratu Zakiyah-Najib Salurkan Air Bersih Untuk Warga Kekeringan di Kabupaten Serang