Kekompakan Pemain Prancis Dikritik
Jumat, 02 April 2010 – 00:10 WIB
PARIS - Adalah merupakan tanggung jawab pelatih tim Prancis, Raymond Domenech, untuk menyatukan para pemain senior yang sudah mapan, dengan muka-muka baru di skuad itu. Namun, sebagaimana dituturkan Presiden FFF, otoritas sepakbolanya Prancis, Jean -Pierre Escalettes, itu bukan merupakan tugas mudah lantaran besarnya ego para pemain kenamaan tersebut. Terkait dengan itu, terhadap keberadaan Domenech sebagai pelatih Prancis, Escalettes pun lantas mengisyarakatkan bahwa ada kemungkinan memang dilakukan pergantian. Penggantian itu katanya pula, bakal dilaksanakan sesegera mungkin. "Kontrak Domenech berakhir Juli, dan Prancis akan bermain pada 11 Agustus (melawan Norwegia)," ujarnya. "Bunuh diri namanya jika saya mencari seorang pelatih saat telah dimulainya latihan (pre-season) klub. Jadi, saya akan bergerak cepat," tambahnya pula.
Les Bleus - julukan Prancis - memang mengalami masa-masa sulit, khususnya sejak Piala Dunia 2006 lalu, di mana suasana di dalam tim disebutkan kerap terpecah-belah. Sebagaimana dirilis situs Goal.com, Kamis (1/4) malam WIB, rumor menyebutkan bahwa suasana negatif itu terutama disebabkan oleh hal mendasar. Yaitu sulitnya para pemain baru menyatukan diri dengan mereka yang telah tahunan menghuni tim itu.
Baca Juga:
"Ada para pemain berpengalaman seperti [Franck] Ribery dan [Jeremy] Toulalan yang merupakan pilar tim," ungkap Escalettes kepada France Football. "Lalu ada pula para pemain baru yang lebih muda, macam [Yoann] Gourcuff dan [Karim] Benzema. Mereka seharusnya hidup bersama sebagai generasi yang berbeda. Dan itu adalah tugas pelatih dan asistennya, seperti Alain Boghossian. Tapi para pemain (senior) itu adalah diva; mereka bukan sosok yang mudah (diatur)," tambahnya.
Baca Juga: