Kekuasaan Jokowi Bisa Sirna karena Asap

Kekuasaan Jokowi Bisa Sirna karena Asap
Ilustrasi.

jpnn.com - JAKARTA - Bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan (karlahut) yang kian meluas hingga belasan korban meninggal dinilai bisa menimbulkan kerawanan terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Apalagi kejadian ini selain berdampak pada kesehatan, pendidikan, ekonomi, juga psikologis masyarakat.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, bicara asap, masyarakat sudah pesimistis kepada Presiden. 

Di sisi lain, Jokowi juga tidak mau disalahkan karena perizinan membakar lahan gambut dikeluarkan pemerintah daerah.

"Tetapi apakah presiden harus bertanggung jawab, iya. Karena dia lah yang dapat mendatangkan pesawat asing, menggerakkan kerjasama Asia Tenggara untuk memobilisasi bantuan pemadaman kebakaran. Presiden bisa berikan sanksi tegas terhadap pembakar, perusahaan. Presiden bisa lebih responsif," ujar Pangi saat berbincang dengan jpnn.com, Kamis (29/10).

Dia mengakui pemerintah sudah berbuat dan bekerja tapi belum maksimal. Di sisi lain pemerintah juga lalai menangani karlahut karena sudah banyak korban meninggal. Nah, persoalan asap ini menurutnya juga sangat kental aroma politik bahkan bisa bergeser kepada isu delegitimasi pemerintah, karena masyarakat tidak percaya lagi.

"Generasi ini tidak bisa merasakan kehidupan yang nyaman. Distrush, ketidakpercayaan pada pemerintah. Mungkin masyarakat sudah mulai kesal, putus asa. Kadang pikiran tidak rasional lagi, hujat pemerintah. Itu wajar karena sudah tidak lagi jernih pikirannya, dan dipicu lalainya pemerintah," sebutnya.

Sampai-sampai, ada statemen dari anggota DPD RI asal Riau, Intsiawati Ayus soal kemungkinan pemakzulan Presiden. Hal ini menurut Pangi haris dicermati pemerintah karena di Riau sendiri, bendera Merah Putih sempat dikibarkan setengah tiang, sehingga dari kacamata politik, delegitimasi pada kekuasaan bisa terjadi dalam bentuk nyata.

"Iya, ini bisa. Arah ke situ (pemakzulan). Itu aroma politisnya. Jangan asap ini diarahkan kepada aroma politis. Tapi itu bisa. Asap itu bisa mendeligitimasikan kekuasaan Presiden," imbuhnya.

JAKARTA - Bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan (karlahut) yang kian meluas hingga belasan korban meninggal dinilai bisa menimbulkan kerawanan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News