Kekuasaan Jokowi Bisa Sirna karena Asap
Akan tetapi, politikus asal Sumatera Barat itu mengatakan masyarakat harus juga mengapresiasi Presiden, terlepas dari pencitraan atau tidak, keputusan Jokowi harus dihargai karena meninggalkan Washington, Amerika, lebih cepat dan langsung ke Palembang.
"Dia pulang cepat karena ini sudah ada arah ke sinyal delegitimasi kekuasaan kan, karena kekuasan itu bisa diambil kapanpun oleh rakyat. Buktinya apa, sudah ada bendera setengah tiang, itu kan distrush, ketidak percayaan rakyat pada pemerintah. Seolah-olah mereka dibiarkan," ujarnya.
Karena itu, Pangi berharap pemerintah bisa dengan cepat dengan berbagai teknologi menyelesailan masalah asap. Karena tidak bisa hanya berharap pada hujan. Pemadaman api harus jadi prioritas utama sehingga tak ada lagi korban meninggal.
"Jangan sampai tunggu orang mati dulu. Persoalan apakah kemudian ada sanksi, regulasi, cabut izin. Itu nanti belakangan. Nyawa rakyat harus diselamatkan, gak boleh ada yang meninggal lagi. Kasus Angeline saja ributnya satu bulan meninggal satu orang, ini sudah 19 orang meninggal. Bagaimana rasional berpikir pemerintah," pungkasnya.(fat/jpnn)
JAKARTA - Bencana asap akibat kebakaran lahan dan hutan (karlahut) yang kian meluas hingga belasan korban meninggal dinilai bisa menimbulkan kerawanan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Versi Pengacara di Sidang Praperadilan, Penyitaan KPK terhadap Kusnadi Cacat Formil
- Buntut Plesiran ke Jepang Tanpa Izin, Lucky Hakim Diperiksa Kemendagri
- Polri Bantah Terlibat Kasus Doksing WN Denmark yang Tolak RUU TNI
- Sentilan Keras Dedi Mulyadi ke Lucky Hakim: Bahagiakan Anak Tak Perlu ke Jepang
- Makan Bergizi Gratis Dipuji sebagai Investasi Kesehatan Anak Indonesia
- Ratusan SK PPPK Diserahkan pada Momen Halalbihalal Pemkot Banjarmasin