Kekuatan Senjata Tak Akan Bisa Selesaikan Persoalan Papua
Senin, 18 Juni 2012 – 19:29 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Hajriyanto Y Thohari menyatakan bahwa problem utama Bangsa Indonesia hanya satu, yakni sudah 67 tahun merdeka tapi gagal dalam mewujudkan pemerataan kesejahteraan dalam pembangunan. APBN sebesar Rp1.543 triliun yang digadang-gadang untuk rakyat, ternyata dalam prakteknya sekitar 60 persen dipakai untuk kepentingan rutin penyelenggara negara.
"Sudah 67 tahu bangsa ini merdeka. Mestinya tidak waktunya lagi kita bicara masalah nation building. Tapi karena bangsa ini gagal dalam memeratakan kesejahteraan maka masalah NKRI selalu muncul pada setiap konflik," kata Hajriyanto Thohari, dalam Dialog Pilar Negara bertema "NKRI: Pemahaman, Tantangan dan Masa Depannya", di ruang Presentasi Perpustakaan MPR, gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (18/6).
Baca Juga:
Karenanya politisi Partai Golkar itu mengatakan, orientasi APBN yang selama ini mengarah kepada pencitraan harus diluruskan. Ditegaskannya, APBN harus benar-benar pro-rakyat dan pro-pemerataan.
Hajriyanto memberi contoh Papua yang kini bergolak. Tokoh muda Muhammadiyah itu menilai kemajemukan di Papua telah tersegmentasi dengan berbagai komunitas suku, agama dan ras dalam saru wilayah yang sama. Kondisi ini berbeda dengan kemajemukkan di Amerika Serikat di mana terjadi pemerataan terhadap seluruh suku dan ras.
JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Hajriyanto Y Thohari menyatakan bahwa problem utama Bangsa Indonesia hanya satu, yakni sudah
BERITA TERKAIT
- Selain Rohidin Mersyah, 2 Anak Buahnya Juga Tersangka Pemerasan Pegawai untuk Pilkada
- Penentuan Kelulusan PPPK 2024, Bima: Kasihan yang Sudah Antre Lama
- Penyelundupan 19,8 Kg Sabu-Sabu dari Tawau Digagalkan, Bea Cukai Ungkap Kronologinya
- Pakar Apresiasi Andi Sudirman yang Berhasil Tangani 500 Kilometer Jalan di Sulsel
- 5 Berita Terpopuler: Info OTT Terkini, Salah Satu Gubernur Diamankan KPK, Ada di Sini
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Ini Permintaan Walhi kepada Kapolri