Kelaparan Ancam Rakyat Myanmar, Militer Malah Tangkap Pemberi Bantuan
"Beberapa orang di sebelah timur Demoso harus bertahan hidup dengan kuah beras karena kami tidak bisa mengantarkan beras karung kepada mereka," kata aktivis itu yang meminta namanya tidak disebutkan.
Dia mengatakan bahwa otoritas militer dalam dua minggu terakhir telah menangkap tiga orang yang mencoba memberikan bantuan.
Listrik juga telah terputus di banyak daerah dan, bersama dengan makanan, bahan-bahan untuk mendirikan tempat tinggal dan bensin juga sangat dibutuhkan, kata aktivis itu.
Dia pun menyerukan pentingnya pemberian bantuan internasional yang mendesak.
Seorang juru bicara junta tidak segera menanggapi panggilan telepon untuk permintaan komentar.
Thailand, yang mengkhawatirkan banjir pengungsi dari Myanmar, telah menyatakan keprihatinannya tentang pertempuran di Myanmar dan mendesak junta untuk mengambil langkah-langkah yang disepakati dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik.
Namun, junta tidak terlalu mengindahkan tuntutan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk menghormati "konsensus" yang disepakati pada akhir April 2021 untuk mengakhiri kekerasan dan mengadakan pembicaraan politik dengan lawan-lawannya.
Sebuah kelompok HAM mengatakan bahwa pasukan keamanan Myanmar telah menewaskan sedikitnya 857 pengunjuk rasa sejak kudeta, namun tentara membantah angka itu. (ant/dil/jpnn)
Tentara Myanmar merespons bentrokan dengan artileri dan serangan udara sehingga memicu eksodus masyarakat ke hutan-hutan terdekat.
Redaktur & Reporter : Adil
- Future Lestari Pertemukan Simple Planet & Pemerintah Indonesia untuk Menekan Stunting
- Dorong Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional, Bamsoet: Jangan Bergantung Kepada Impor
- Dina Hidayana: Political Gastronomy Harus jadi Landasan Program Makan Siang Gratis
- Indonesia Tekankan Pentingnya Iptek dan Inovasi untuk Mencapai SDGs 2 Tanpa Kelaparan
- Junta Berlakukan Wajib Militer, Warga Sipil Myanmar Dalam Bahaya
- 2 Distrik di Kabupaten Puncak Tanggap Darurat, Ada Wabah, Pesawat Tak Berani ke Sana