Kelaparan, Nenek Renta Curi Getah Karet
Sabtu, 26 Maret 2011 – 04:11 WIB
Nenek Smn warga Wanodadi, Tanjungsari merupakan ibu rumah tangga yang terhimpit dari derasnya kebutuhan ekonomi. Suaminya dulu sempat bekerja di PTPN VII selama 20 tahun lebih. Uang pensiun yang diterima Rp230 ribu. Tapi karena memiliki hutang setiap bulannya yang harus dibayar, sisa gaji yang harus dinikmati hanya Rp30 ribu.
Baca Juga:
”Dengan uang sebesar itu pasti tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga dengan terpaksa bekerja sebagai buruh harian penyadap karet untuk menyambung hidup,” terang Sely. Selain uang pensiun, suami Smn yang sudah renta juga masih bekerja sebagai tenaga harian di perkebunan yang sama. "Tetapi ia hanya menerima upah Rp 20/pohon. Luas lahan yang dikerjakan 0,5 hektare, " papar Selly.
Jika hari hujan, suami Smn tidak bekerja karena pohon licin. "Kondisi itulah yang membuat Nenek Smn nekat mencuri karet. Sudah berhari-hari suaminya tidak bisa bekerja. Dengan demikian tidak ada pemasukan, hingga tidak bisa makan. Sedianya, getah karet curian akan dijual untuk dibelikan beras."
Ketua Departemen Reformasi, Kebijakan Gerakan Perempuan Lampung (GPL) Titin Kurniasih menambahkan kasus Smn ini rupanya hanya dilihat dari sisi legal formal dan mengabaikan sisi kemanusiaannya. Pihaknya optimistis bahwa advokasi yang akan dilakukan tidak sia-sia.
BANDARLAMPUNG – Tak kuat lagi menahan lapar wanita renta SMN, 55 tahun nekat mencuri getah karet. sedianya, getah karet curiannya itu akan
BERITA TERKAIT
- Kasus Kematian Dokter Aulia Risma, Kaprodi PPDS Anestesiologi Undip Jadi Tersangka
- Bea Cukai Tegal Musnahkan Lima Juta Batang Rokok Ilegal
- Kerugian Negara Kasus Korupsi SPPD Fiktif DPRD Riau Lebih dari Rp 130 Miliar
- Aset Sandra Dewi Ikut Dirampas Negara, Kuasa Hukum Harvey Moeis Tak Terima
- Polda Metro Jaya Turunkan Tim Selidiki Temuan Mayat di TPU Menteng Pulo
- Polisi Buru Pelaku Penganiayaan Sopir dan Penumpang Ojol di Cibiru Hilir