Kelas Menengah Indonesia Bukan Ancaman
Rabu, 30 Maret 2011 – 14:54 WIB
"Akan tetapi, di saat yang sama, kami juga melihat akan terdapat beberapa tantangan lain yang harus disikapi secara bijak dan terukur," tukasnya.
Tantangan yang dimaksud Husni adalah tingginya daya kritis publik dan tuntutan terhadap pemerintah dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat yang lebih efektif, bersih dan berwibawa. "Buat Indonesia, hal ini akan menjadi tantangan khas tersendiri mengingat kelas menengah yang tumbuh dan hidup dalam iklim masyarakat yang sangat demokratis dan pluralistis. Untuk menjawab tantangan itu, institusi negara harus menjawab dan mengakomodasi berbagai tuntutan yang muncul," katanya.
Pada kesempatan yang sama Ketua DPP PAN, Arya Bima mengatakan daya kritis kelas menengah memang terkadang memunculkan apatis, apalagi terhadap partai politik. Ia mencontohkan sikap masyarakat terhadap sikap PAN yang tegas menolak pembangunan gedung baru DPR.
"Anggota DPR ramai dikecam dan dianggap bobrok karena dinilai yang mendukung pembangunan gedung DPR yang baru adalah pemborosan uang negara. Sementara partai yang menolak dianggap pencitraan, jadi tidak ditahu mana yang benar," katanya.
JAKARTA - Selama delapan tahun terakhir, 2003-2010, terjadi pertumbuhan kelas menengah di Indonesia yang cukup signifikan. Financial Reform Institute
BERITA TERKAIT
- Honorer Sowan ke Istana, Ada Jalan Terang untuk R2 & TMS PPPK Tahap 1
- Menko AHY: Tol Semarang-Demak Pakai 7,3 Juta Bambu untuk Mengatasi Kemacetan & Rob
- Guntur PDIP Heran KPK Ingkari Janjinya Sendiri, Padahal Warga Banyak Laporkan Jokowi
- Kepala Disnakertrans Sumsel Resmi Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Izin K3
- Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Pimpinan MPR: Tetap Waspada
- Pemkot Bandung Larang Aktivitas Cari Koin di Taman, Ini Alasannya