Kelas Menengah Lebih Suka Berlibur daripada Belanja

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah terus bekerja keras mengumpulkan data transaksi belanja online (e-commerce) dalam waktu dekat.
Langkah itu dilakukan untuk mengukur dampak peralihan dari penjualan offline ke daring (dalam jaringan).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan, pihaknya memiliki data produksi dan penawaran ke pasar.
Namun, untuk melihat daya beli, BPS membutuhkan data dari payment gateway 300 pengelola belanja online anggota Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA).
’’Kami pernah melakukan survei kecil ke rumah tangga. Hasilnya, 15 persen rumah tangga pernah melakukan transaksi online,’’ urai Kecuk, sapaan akrab Suhariyanto, di gedung DPR, Senin (14/8).
Dia membantah daya beli masyarakat menurun. Meski secara persentase melambat, pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara nominal justru meningkat.
Pada kuartal pertama lalu, rata-rata konsumsi per kapita hanya mencapai Rp 4,8 juta.
Pada kuartal kedua, rata-rata konsumsi per kapita meningkat menjadi Rp 5,07 juta.
Pemerintah terus bekerja keras mengumpulkan data transaksi belanja online (e-commerce) dalam waktu dekat.
- Anak yang Hilang di Pantai Sayang Heulang Garut Akhirnya Ditemukan, Begini Kondisinya
- Gubernur Kaltim Larang Kendaraan Dinas Dipakai untuk Mudik dan Liburan
- BUKA Beberkan Bukti dalam Sidang Lanjutan PKPU Melawan Harmas Jalesveva
- Mengenal World ID, Verifikator Identitas Online yang Aman & Pribadi
- Master Bagasi dan Kemlu RI Perkuat Kolaborasi Nusantara Wave
- Transaksi E-Commerce Tembus Rp 512 Triliun, Pengguna Naik 12 Persen