Kelas Menengah Melonjak, Stok Hunian Terbatas

jpnn.com, SURABAYA - Program sejuta rumah yang dikebut pemerintah belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat tentang hunian.
Hingga kini, kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan hunian atau backlog terus naik.
Sepanjang tahun ini, angka backlog di Jatim sudah mencapai 580 ribu unit. Sementara itu, backlog secara nasional menembus 11,8 juta unit.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi) Jatim Supratno menyatakan, pemerintah daerah sebenarnya memegang peranan penting untuk kelancaran program satu juta rumah.
Namun, beberapa kebijakan dari pemerintah pusat tidak segera dijalankan oleh pemerintah daerah.
”Pemerintah pusat sudah memberikan begitu banyak kemudahan melalui PP 64/2016, namun pelaksanaannya di daerah masih belum optimal. Banyak daerah yang justru menganggap seolah PP 64 itu tidak ada,” ujarnya di sela–sela seminar Apersi Jawa Timur, Selasa (5/12).
Menurut dia, sampai saat ini, masih banyak pemda atau pemkot yang menggunakan prinsip pengurusan izin yang rumit.
Antara lain, harus mengurus izin lokasi dan amdal lalu lintas yang sebenarnya oleh PP 64 tersebut telah dihapus.
Program sejuta rumah yang dikebut pemerintah belum cukup memenuhi kebutuhan masyarakat tentang hunian.
- BTN Housingpreneur Pacu Kreativitas & Inovasi Bangun Eco Green Living
- Selamat, 4 Konsumen Raih Hadiah Vila dan Rumah dari Central Group
- Ternyata Kelas Menengah Hidup Pakai Tabungan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
- BI Tambah Insentif Likuiditas Makropudensial untuk Bank Penyalur Kredit Perumahan
- Wamenkeu: Sektor Perumahan Bisa Menggerakkan Perekonomian RI di Tengah Tantangan Global
- Ekspansi Bisnis, PHI Group dan Perumnas Teken MoU Kerja Sama Aset