Kelas Menengah Penentu Pasar Mobil ke Depan, Pengamat: Produsen Jangan Ambil Untung Banyak

Kelas Menengah Penentu Pasar Mobil ke Depan, Pengamat: Produsen Jangan Ambil Untung Banyak
Diskusi Forwin: Prospek Industri Otomotif 2025 dan Peluang insentif dari Pemerintah di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa. Foto: ridho

jpnn.com, JAKARTA - Industri otomotif Indonesia menghadapi tantangan berat pada tahun ini. Pada 2024 saja, pasar kendaraan bermotor mengalami kontraksi sebesar 16,2%.

Menurut pengamat ekonomi Raden Pardede, bahkan untuk pasar mobil masih stagnan di kisaran 1 juta unit sejak 2014 hingga 2023.

Buruknya lagi, pada tahun lalu hanya tembus di angka 865.723 unit di mana pasar turun 13,6 persen.

Penurunan itu, kata dia, disebabkan beberapa faktor mulai dari rendahnya daya beli akibat penurunan kelas menengah.

Kemudian, menurunnya produktivitas tenaga kerja, melambatnya pertumbuhan PDB per kapita, inflasi tinggi, nilai tukar mata uang asing, suku bunga, keterbatasan pembiayaan, dan regulasi pemerintah.

Menurut Raden, kelas menengah sangat menentukan arah pasar mobil ke depan.

Satu dari beberapa solusi merangsang daya beli kelas menengah saat ini ialah penentuan harga yang sesuai.

Dia meminta produsen kendaraan tidak mengambil keuntungan atau margin yang terlalu tinggi.

Menurut pengamat ekonomi Raden Pardede, kelas menengah sangat menentukan arah pasar mobil ke depan. Pesannya, produsen jangan terlalu banyak ambil keuntungan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News